Siapa yang tak kenal Tom Cruise? Belakangan aktor tampan pemeran Ethan Hunt dalam film Mission Impossible punya saingan berat. Setidaknya di Surabaya dan beberapa kota di Indonesia. Namanya Tomcat.
Banyak produk bernama Tomcat. Di antaranya tokoh kartun lawan main Jerry Tikus dalam serial kartun jenaka Tom & Jerry. Pesawat tempur F-14 buatan Grumman Aircraft pun berjuluk Tomcat. Tapi Tomcat yang ini adalah serangga kecil yang membuat heboh warga Surabaya dan sekitarnya. Bahkan kabar terakhir menyebutkan kalau semut semai ini sudah merambah sampai Jogja dan Tangerang.
Memang banyak serangga berkeliaran bebas di sekitar kita: lalat, nyamuk, semut, kupu-kupu, dan sebagainya. Tapi yang membuat Tomcat menjadi pusat perhatian karena mereka tak seharusnya merambah pemukiman, dan racun yang dihasilkan dari tubuhnya berdampak buruk bagi kulit manusia. Karena meresahkan itulah yang membuat Tomcat populer. (mp2)
Pakar Hama UGM, Dr. Suputa menyebutkan bahwa serangan tomcat di Surabaya dikarenakan terganggunya habitat di daerah hutan mangrove yang berada di dekat Apartemen East Coast, Surabaya. Tomcat juga biasanya hidup di daerah persawahan atau tempat-tempat lembab lainnya.
Menurut Suputa, serangan Tomcat ini terjadi karena kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia. Alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebabnya, di mana areal persawahan diubah menjadi kawasan pemukiman penduduk. "Kerusakan pada habitat Tomcat mendorong serangga ini mencari lingkungan yang baru sebagai tempat tinggal hingga merambah ke pemukiman penduduk," paparnya di Yogyakarta, Rabu (21/3).
Suputa menuturkan bahwa serangga tersebut sebenarnya tidak berniat menyerang manusia. Karena tertarik pada cahaya atau lampu di rumah penduduk, hewan ini pun datang.
Racun dari serangga Tomcat ini berasal dari hasil simbiosis dengan bakteri endosimibion dari genus Pseudomonas yang ada di dalam darah. Serangga yang bersifat infektif membawa bakteri ini adalah serangga berjenis kelamin betina. "Serangga ini bila digangu akan mengeluarkan racun,” ungkapnya.
Ia menambahkan, merebaknya tomcat juga disebabkan karena minimnya keberadaan predator. Faktor musim pun juga berpengaruh. Pada musim penghujan dengan kondisi kelembaban tinggi, populasi wereng yang merupakan makanan dari Tomcat pun meningkat. "Ketersediaan makanan yang melimpah inilah memicu meledaknya populasi Tomcat," tambahnya.
Disarankan Suputra, bila menemukan Tomcat, hendaknya lebih berhati-hati dan tidak melakukan kontak langsung. Hewan ini akan berbahaya apabila tergencet dan darahnya bersinggungan dengan kulit manusia. Yang perlu dilakukan hanya menghalau dengan tiupan atau kertas. "Untuk pengendaliannya, bisa menggunakan jebakan lampu. Bila sudah ditangkap, sebaiknya dilepas ke alam untuk penyeimbang lingkungan," tambahnya. (Olivia Lewi Pramesti/nationalgeographic.co.id)
Meningkatnya kesadaran publik seputar ancaman yang disebabkan telah mendistorsikan beberapa fakta seputar dampak dari serangga yang dikenal dengan nama lokal, semut semai.
Berikut adalah fakta medis seputar dampak dari semut semai alias Tomcat, antara lain:
• Serangga semut semai tidak mematikan.
Serangga ini berhabitat alami di persawahan. Predator alaminya adalah wereng dan kepik. Jika habitatnya menghilang, maka serangga ini akan berkomunal di tempat yang terang dan hangat. Tomcat memang memiliki cairan beracun, namun tidak mematikan. Semut semai menyebarkan racunnya dengan cara menyemprotkan ke arah datangnya ancaman. Dampak yang ditimbulkan adalah gejala kemerahan dan muncul bintil-bintil 24-36jam pasca paparan. Sensasi yang dirasakan adalah panas dan gatal. Pertolongan pertama bisa dilakukan dengan membasuh dengan cairan sabun atau air bersih dengan aliran satu arah.
• Tidak menyebabkan herpes
Pada beberapa sebaran informasi di berbagai media disebutkan serangan serangga ini menyebabkan herpes. Ini salah besar. Memang adanya gejala yang ditimbulkan sangat mirip dengan herpes, namun iritasi kulit yang ada bisa ditangani tidak sama dengan penanganan herpes. Pengobatan paparan tomcat bukanlah dengan topikal ataupun oral acyclovir. Acyclovir hanya untuk penanganan virus herpes.
• Penanganan
Bawalah segera ke rumah sakit atau klinik terdekat. Penanganan pertama bisa dilakukan dengan basuhan air untuk mengurangi paparan. Pastikan arah basuhan langsung ke pembuangan, guna mencegah potensi sisa basuhan yang membawa kandungan zat aktif racun memaparkan ke wilayah kulit lainnya.
Adalah bijaksana jika kondisi penderita dapat langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang terbaik dari pihak otoritas medis. (DA/klikdokter.com)