Seekor ngengat dengan rentang sayap mencapai 30 cm ditemukan tengah nangkring di sebuah jalan di timur laut India.
Serangga seperti kupu-kupu yang dikenal dengan nama Attacus atau Atlas ditemukan oleh seorang fotografer bernama Sandesh Kadur saat ia tengah berkendara di jalanan berliku di timur Himalaya.
Saat ditemukan, kata Kadur, ngengat terbesar di dunia itu menunjukkan sikap hendak menyerang dengan merentangkan kedua sayapnya.
Kemudian Kadur yang sempat ketakutan, menggiring serangga itu ke pinggir jalan dan memotretnya.
Ngengat raksasa yang ditemukan oleh Sandesh Kadur. |
Sebagaimana ngengat lain, ngengat ini sama sekali tidak berbahaya, meski ukurannya sangat besar.
Dinamakan Atlas karena ngengat ini mempunyai pola warna-warni seperti peta yang rumit di sayapnya.
Ngengat, yang bentuknya tidak begitu mirip ngengat, betahan hidup dari lemak yang dihasilkan saat masih berbentuk ulat dan hanya bisa bertahan hidup paling lama 2 minggu.
Sir David Attenborough berfoto dengan ngengat dengan rentang sayap 25cm. |
Serangga ini tidak mampu terbang dengan stabil sehingga tidak bisa bepergian jauh. Satu-satunya tujuan hidup dari ngengat ini adalah berkembang biak.
Ngengat Atlas dapat ditemukan di hutan tropis dan subtropis Asia Tenggara, terutama kepulauan Melayu.
Untuk mendapatkan sayap selebar 25-30 cm, ulat ngengat makan terus menerus hingga lebih dari 6 minggu.
Para pakar menyatakan, bahwa pola seram pada kedua sayapnya berguna untuk menakuti pemangsanya dan menggunakan warna-warninya untuk meracuni hewan seperti kumbang atau katak.
Penampilannya yang begitu menakjubkan membuat orang China menjulukinya 'ngengat berkepala ular' karena ujung sayapnya yang besar terlihat seperti reptil.
Pada umumnya ngengat biasa banyak terdapat di rumah-rumah, tapi bayangkan andai ngengat raksasa ini nongol di almari pakaian Anda.
Sumber : dailymail.co.uk