Banyak penyebab kenapa seseorang melakukan affair dengan orang lain, namun signscheating.com merangkumnya menjadi 5 yang bersumber dari 5 orang wanita yang telah berkeluarga. Bisa jadi kasus yang terjadi di Amerika ini, salah satu, beberapa di antaranya atau malah semuanya, berlaku universal.
Istri #1 mengatakan – “Suamiku kasar”
Mengakui ini adalah sulit. Memang dapat dipahami kalau wanita yang diperlakukan kasar oleh suaminya ingin mengakhiri biduk rumah tangganya, tapi cara yang ditempuh salah. Ia mengatakan kalau menikah dengan suaminya adalah “kesalahan dari awal ia menikah”. Satu tahun setelah berumah tangga dan selalu mendapat perlakuan kasar dari suaminya ia berselingkuh dengan rekan kerjanya. Tak lama kemudian ia menceraikan suaminya.
Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa ia memutuskan untuk menikah jika telah menyadari kalau itu adalah kesalahan? Sifat orang tidak akan berubah hanya dalam 1 malam. Wanita itu senang bisa lepas dari kehidupan rumah tangga yang buruk, tapi cara yang dilakukan jelas salah.
Istri #2 mengatakan – “Kami mulai saling membenci”
Yang ini memprihatinkan. Umumnya wanita sangat ingin menikah dan mempunyai anak. Namun ternyata setelah menikah wanita ini lebih mencintai pekerjaannya dan memutuskan untuk tidak punya anak.
Waktu berlalu dan kebencian menyeruak karena tidak ada komunikasi antara ia dengan suaminya. Sang suami yang menginginkan anak kerap menyembunyikan kondom saat mereka hendak berhubungan intim. Hal itu memperburuk kehidupan seks mereka dan si wanita mulai rajin membuka situs kencan online.
Suaminya mempergoki perselingkuhannya dan mereka memilih melakukan terapi untuk keutuhan rumah tangga mereka. Hasilnya? “Kesalahan suamiku cuma 50%”, katanya. Aneh ‘kan? Tapi itulah kenyataannya. Sang wanita mengelak dari kewajibannya sebagai seorang istri, dan bahkan berselingkuh, tapi separo kesalahan ditimpakan kepada suaminya.
Istri #3 mengatakan – “Saya bosan dan tidak bahagia”
Yang ini mungkin paling payah. Pada dasarnya, wanita yang tinggal di pinggiran kota Wisconsin ini mempunyai kehidupan yang sempurna. Suami yang baik dan 2 anak. Tapi segala sesuatu yang sempurna justru menimbulkan kebosanan. Itulah yang terjadi pada istri #3 ini. Suatu ketika ia melakukan perjalanan bisnis atau semacamnya dan bertemu pria Australia bernama “Bob”.
Ia dan Bob bertukar nomor ponsel dan saling kontak. Akhirnya ia nekad terbang ke Australia untuk bertemu Bob. Mereka bercinta dan kemudian saling jatuh cinta. Si wanita rela meninggalkan semuanya, termasuk kedua anaknya, dan tinggal bersama Bob di Australia.
Bersama Bob ia hidup bahagia dan sekarang telah mempunyai 5 anak dan 10 cucu.
Tapi bagaimana dengan suami dan anak-anak yang ditinggalkannya? Andai ia mau sedikit berusaha untuk meredam egonya, kedua anaknya itu mungkin akan tumbuh di lingkungan keluarga yang lebih baik.
Istri #4 mengatakan – “Suamiku gila kerja”
Ini adalah kisah dari seorang wanita yang mengabdikan hidupnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, tapi suaminya tak punya waktu untuknya karena terpaku pada pekerjaan.
Akhirnya ia bertemu seorang pria dan menghabiskan malam berdua dengannya, sehingga memicu perceraian dengan suaminya.
Ia mungkin merasa kesal atas perilaku suaminya dan melampiaskannya dengan cara yang paling mudah.
Jelas, permasalahannya ada pada komunikasi. Seharusnya ia tak melakukan perselingkuhan, tapi nasi sudah jadi bubur. Perkawinannya berakhir gara-gara perselingkuhannya tersebut.
Istri #5 mengatakan – “Suamiku selingkuh duluan”
Wanita ini memergoki perselingkuhan suaminya, padahal usia perkawinan mereka belum genap satu tahun. Ia jadi kehilangan nilai-nilai dalam dirinya. Ia kehilangan rasa percaya diri, harga diri, dan kestabilan emosional. Ia membalas pengkhianatan suaminya dengan berselingkuh juga.
Mereka sempat berpisah, namun berkat konseling yang mereka ikuti, keduanya berbaikan lagi.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari 5 kasus di atas?
Perkawinan memerlukan 3 hal :
- Pengorbanan
- Kesabaran
- Komunikasi
Sumber : signscheating.com