Pakar relationship menyatakan bahwa perselingkuhan mengindikasikan sebuah hubungan perkawinan yang tidak sehat. Segudang alasan yang menyebabkan seseorang mencurangi pasangannya, dan dari waktu ke waktu semakin membudaya, menjadi semacam gaya hidup. Namun apapun alasannya, perselingkuhan adalah langkah yang keliru, bahkan meski ada yang berkilah sengaja melakukannya demi kelanggengan dan keharmonisan rumah tangga. Seseorang yang berselingkuh berarti telah dengan sengaja melanggar kesakralan sebuah lembaga perkawinan yang ia ikrarkan.
Dari segi latar belakang, pelaku selingkuh sangat beragam. Mulai dari politisi, pejabat negara, penegak hukum, pegawai negeri, pegawai swasta, pengusaha, pedagang, guru, sampai sopir bus, pokoknya komplit dah. Dan merata di semua lapisan ekonomi. Jumlahnya pun hampir berimbang antara pelaku pria dan wanita. Statistik menunjukkan, 4 dari 10 pria melakukan perselingkuhan, sementara wanita dengan perbandingan 3 dari 10.
Secara umum perselingkuhan dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu :
Perselingkuhan Emosional
Perselingkuhan emosional adalah perselingkuhan yang melibatkan perasaan. Biasanya hal ini terjadi karena tingginya frekuensi pertemuan antara 2 orang berlainan jenis dalam suatu kegiatan atau urusan, dan dari seringnya interaksi tersebut berakibat munculnya benih-benih cinta. Misalnya antar rekan sekantor, dokter dengan perawatnya, dosen dengan sesama dosen atau mahasiswanya, dan lain-lain.
Perselingkuhan emosional bisa juga muncul tanpa adanya frekuensi interaksi, tapi karena adanya hubungan emosional di masa lalu dan perasaan cinta itu kembali muncul saat keduanya bertemu. Dalam acara reuni misalnya. Atau via jejaring sosial dan ponsel.
Perselingkuhan emosional bisa mengarah ke perselingkuhan seksual manakala mereka tak lagi puas hanya dengan sekedar ngobrol atau chatting. Getaran asmara yang makin menguat memunculkan kebutuhan lain yang lebih dari itu. Dan seperti biasa, berujung di ranjang.
Perselingkuhan Seksual
Pada dasarnya perselingkuhan seksual terjadi karena seseorang merasa tidak puas dengan kehidupan seksual di rumah tangganya dan menyalurkannya ke orang lain. Biasanya ke pelacur atau siapapun yang bersedia melakukannya tanpa dilandasi rasa cinta.
Namun, perselingkuhan seksual berpeluang menjadi perselingkuhan emosional manakala interaksi dengan orang yang sama terjadi berulang-ulang hingga timbul cinta di antara keduanya. Contoh riil tentang ini pernah terjadi pada teman satu kuliah saya dulu. Sebut saja namanya Bandot. Bukan rahasia lagi kalau Bandot adalah tamu setia kompleks pelacuran di kota S, karena ia sendiri yang mengumbar cerita ke rekan-rekan prianya. Saking seringnya ia bercinta dengan salah seorang pelacur langganannya di sana, mereka saling menyukai. Akhirnya, sebagaimana yang ia ceritakan kepada saya, ia tak pernah lagi diminta membayar atas seks yang mereka lakukan. Padahal, ia sudah punya tunangan di kota asalnya, Solo.
Sisi Negatif Peselingkuh
Menurut seorang pakar relationship, secara umum peselingkuh menunjukkan sifat negatif sebagai berikut :
Egois
Peselingkuh adalah pencari kesenangan di luar pernikahan untuk dirinya sendiri. Mereka selalu berkilah, mengkhianati pasangan resminya karena melihat kekurangan pada pasangannya tersebut. Alih-alih berkomunikasi untuk memperbaiki hubungannya, ia malah mengambil jalan pintas yang tak pantas. Lebih parah lagi, mereka kerap mencari pembenaran atas apa yang mereka lakukan tanpa mempedulikan betapa sakit perasaan pasangannya kala mengetahui dirinya dikhianati.
Materialis
Materialis di sini diartikan luas, pada segala sesuatu yang bersifat keduniawian. Paras yang tampan/ cantik, kepandaian, kesuksesan atau harta orang lain yang tidak dimiliki oleh pasangan membuat seseorang silau dan jika imannya tak cukup kuat menahan godaan itu, ia akan segera berpindah ke lain hati begitu ada “tawaran” dan kesempatan.
Narsis
Banyak yang mengatakan, seseorang berselingkuh karena menganggap dirinya pantas untuk mendapatkan lebih dari yang ia miliki saat ini. Sama dengan materialis, hanya saja ini menyangkut dirinya sendiri sehingga menimbulkan rasa percaya diri yang berlebihan (over confidence) dan merasa semua bisa diperolehnya dengan mudah. Untuk pria, biasanya karena harta yang dimiliki atau keperkasaan seksualitasnya, sedangkan wanita karena paras cantik atau tubuh seksinya.
Pengecut
Perselingkuhan selalu dilakukan sembunyi-sembunyi di luar sepengetahuan suami/ istri bersangkutan. Seperti musuh yang menyerang dari belakang. Atau identik dengan 2 orang pencuri yang mengendap-endap saat penghuni rumah sedang tidur nyenyak. Ketika mereka kepergok dan salah satu dari mereka tertangkap, apa yang dilakukan oleh yang seorang lagi? Berusaha menyelamatkan temannya? Jangan bermimpi. Maling seperti ini bukanlah jenis orang berjiwa heroik ala film-film Holywood. Ia akan mengambil langkah seribu sendirian dan tak peduli apakah “rekan sejawat”nya dihakimi massa atau tidak.
Pembohong
Karena dilakukan sembunyi-sembunyi, pastilah ada kebohongan. Beralasan kerja lembur, padahal check in di hotel. Pamit untuk urusan bisnis ke luar kota, padahal ketemuan dengan kekasih gelapnya di kota itu. Satu kali perselingkuhan rata-rata butuh 2 kebohongan, yaitu alasan sebelum melakukan dan cerita palsu usai melakukan. Dan yang umum terjadi adalah: satu kebohongan akan diikuti dengan kebohongan lain untuk menutupi kebohongannya tersebut.
Serakah
Ketika seseorang sudah punya segalanya, harta lebih dari cukup dan istri/ suami dan anak-anak yang sempurna, kemudian terlibat dalam sebuah hubungan gelap dengan pihak ketiga, apalagi sebutan yang layak untuknya selain serakah?
Menurut saya, sifat serakah dalam konteks ini kemungkinan muncul pada usia 35-40 tahun (untuk pria), karena biasanya pada usia-usia tersebut karir semakin baik dan ekonomi lebih mapan. Sifat serakah, dipadu dengan tipisnya iman dan pergaulan yang “tak sehat” adalah kombinasi yang “ideal” terpicunya perselingkuhan. Mereka mulai memainkan peran sebagai pemburu kala perasaan tidak puas pada kekurangan pasangannya mulai tumbuh.
Berkepribadian Ganda
Karena memainkan peran ganda, satu untuk keluarga dan satu untuk perselingkuhannya, peselingkuh dapat dianggap sebagai orang yang menderita kepribadian ganda. Di hadapan pasangannya bersikap manis, sementara di belakang lupa sama sekali. Atau dalam beberapa kasus, mereka kasar terhadap pasangan masing-masing, dan berubah jadi penuh kasih sayang saat bertemu selingkuhan mereka.
Pelupa
Saat kasmaran, orang bisa menjadi pelupa. Lupa kalau dirinya sudah berkeluarga, lupa kalau selingkuh itu salah, dan lupa kalau Tuhan selalu mengawasi gerak-geriknya.
Pelupa
Saat kasmaran, orang bisa menjadi pelupa. Lupa kalau dirinya sudah berkeluarga, lupa kalau selingkuh itu salah, dan lupa kalau Tuhan selalu mengawasi gerak-geriknya.
Sisi Positif Peselingkuh
Meski dituding sebagai biang kerok hancurnya sebuah rumah tangga, namun ada sisi positif dari peselingkuh yang dapat kita ambil hikmahnya. Ingat, hikmahnya saja! Bukan perbuatannya! Apa saja itu?
Ahli Strategi
Untuk memuluskan jalannya perselingkuhan, para peselingkuh mau tak mau harus putar otak ekstra untuk menciptakan kesempatan mereguk kesenangan bersama dengan WIL/ PIL mereka, walau untuk 1 atau 2 jam saja. Berbagai alternatif strategi dipertimbangkan agar hubungan gelap mereka aman. Termasuk mempelajari tanda-tanda yang harus dihindari yang dapat membawa pasangan mereka mencium kecurangan yang mereka lakukan.
Dermawan
Ada kebiasaan dari peselingkuh untuk menarik hati seseorang yang diincarnya, yaitu dengan memberikan hadiah. Bisa berupa bunga, perhiasan, blackberry, baju, dan lain-lain. Mereka yang berduit tak pelit merogoh kocek demi kelancaran misinya, termasuk untuk membayar hotel mewah atau restoran berkelas sebagai ajang rendezvous. Orang yang paling pelit sekalipun bisa berubah menjadi dermawan saat ia terlibat perselingkuhan.
Pengambil Resiko (Risk Taker)
Saat pertama kali memutuskan untuk menjalin affair di luar perkawinannya, peselingkuh pasti sadar betul resiko terburuk yang harus dihadapinya. Dan ketika memutuskan untuk melanjutkan kecurangannya, artinya ia sudah siap mengambil resiko itu. Nama baik, jabatan, kepercayaan, dan rumah tangga adalah hal paling umum yang dipertaruhkan.
Perfeksionis
Peselingkuh tak ubahnya seperti pasangan yang sedang dirundung asmara secara normal. Mereka selalu ingin tampil sempurna di depan selingkuhannya. Mulai dari cara berpakaian, berdandan, hingga sikap, benar-benar mereka perhatikan. Mereka akan selalu berusaha menunjukkan penampilan terbaik mereka pada setiap pertemuan yang dilakukan.
Percaya Diri
Ini adalah bentuk positif dari sifat narsis peselingkuh. Mereka percaya diri kalau diri mereka lebih sempurna dibandingkan suami/ istri pasangan selingkuh mereka. Selain itu, rasa percaya diri ini bisa timbul karena merasa resiko yang harus dihadapi bisa mereka redam dengan mudah, yaitu berupa kebohongan-kebohongan yang masuk akal misalnya.
Pemain Watak
Peran ganda yang dimainkan oleh pelaku selingkuh, jika berjalan mulus hingga jangka waktu lama akan membuat mereka terlatih untuk bersandiwara seolah tak berdosa. (mp2 dari berbagai sumber)