Showing posts with label Relationship. Show all posts
Showing posts with label Relationship. Show all posts

5 Kasus Perceraian Dengan Alasan Tak Masuk Akal

5 Kasus Perceraian Dengan Alasan Tak Masuk Akal
Mendengar kata perceraian saja sebenarnya sudah cukup tidak masuk akal. Kalau diingat-ingat lagi, dulu komitmen yang dibuat seperti tidak akan terpisahkan. Eh, ujung-ujungnya ternyata malah mengucap kata cerai.

Mungkin bukan hal yang mudah untuk membuat sebuah keputusan berpisah. Harus memikirkan keluarga, anak-anak, dan lain sebagainya. Belum lagi rasa lelah saat harus memikirkan problem yang ada dengan pasangan. But, siapa bilang hanya harus dipikirkan sendiri? Bukankah seharusnya problem itu diselesaikan dan dicari jalan keluarnya?

Well, apapun itu, perceraian sebenarnya bukan sebuah pilihan solusi yang baik untuk beberapa kondisi. Apalagi, jika alasannya konyol seperti ini...

Cerai gara-gara novel

Novel Fifty Shades of Grey ternyata telah mempengaruhi banyak kehidupan seks pasangan. Cerita-cerita erotis di dalamnya cukup mengkritisi urusan ranjang, yang membuat pasangan banyak berpikir dan menilai kualitas performa pasangannya. Dan lucunya, novel ini pula yang akhirnya membuat seorang wanita akhirnya menggugat cerai suaminya.

Wanita tersebut selalu menilai dan mengomentari performa suami berdasarkan Fifty Shades. Suaminya pernah mengungkapkan bahwa ia merasa terganggu dengan ulah istrinya ini. Bukannya malah menanggapi suami dengan mencari solusi, sang istri malah menggugat cerai suami. Dan tebak mana bagian puncak lucunya lagi. Ya. Sang istri menyertakan Fifty Shades sebagai petisi dalam dokumen perceraiannya.

Hmmm... mungkin sang istri lupa bahwa nobody's perfect.

Cerai gara-gara melahirkan anak yang jelek

Seorang pria bernama Jian Feng, dari China Utara menggugat cerai istrinya karena telah melahirkan anak yang jelek.

Beberapa tahun yang lalu, ia jatuh cinta pada seorang wanita yang cantik. Ia tak menyadari bahwa sebenarnya istrinya telah melalui berbagai prosedur operasi plastik untuk mendapatkan wajah cantiknya. Hingga kemudian keduanya dikarunai anak, Jiang Feng kaget saat melihat bayi yang dilahirkan istrinya jelek.

Anehnya lagi, Feng memenangkan gugatan cerai dan denda senilai kurang lebih 1 milyar yang dituntutnya di pengadilan.

Baca cerita selengkapnya Pria Ini Ceraikan Istri Karena Melahirkan Anak Yang Jelek

Cerai setelah menikah 77 tahun lamanya

Namanya selingkuh tampaknya tak selalu bisa termaafkan oleh seseorang. Buktinya, seorang pria berusia 90 tahun, Antonio menceraikan istrinya 2011 silam.

Belakangan ini ia menemukan fakta bahwa istrinya, Rosa pernah menyelingkuhinya tahun 1940 lalu. Api dendam yang ada di dalam hatinya tak bisa terpadamkan. Ia tak bisa memaafkan istrinya karena kesalahan di masa lalu. Alhasil, di usia senja ia menuntut cerai istrinya tersebut.

Cerai setelah penis palsunya patah

Cerita perceraian ini mungkin memang sedikit menggelikan. Sebenarnya seorang pria bernama Grigory Toporov hanya ingin membuat istrinya bahagia. Sayangnya, ia memilih cara yang salah.

Suatu kali, ia melakukan penis extension. Kehidupan seksnyapun kemudian membaik, bahkan istrinya sangat senang. Namun, suatu hari mereka sedang melakukan hubungan intim yang sangat bergairah. Saking bergairahnya, gerakan dari sang istri sampai menyebabkan penis palsu Grigory lepas dan patah. Ouch!

Bukannya malah terharu dengan usaha suami, istrinya justru malah menceraikannya. Ia menggugat cerai suami karena merasa dibohongi di atas ranjang.

Cerai karena suami penasaran wajah istri

Di Saudi Arabia, seorang wanita berusia 50 tahun menceraikan suaminya. Mengapa? ceritanya begini. Adalah sebuah komitmen bagi wanita untuk mengenakan hijab yang menutup seluruh tubuh, hanya bagian mata saja yang boleh terlihat, sedangkan bagian lainnya akan tertutup rapat oleh hijab.

Umumnya, setelah menikah seorang suami diperbolehkan melihat wajah sang istri. Namun berbeda cerita dengan seorang wanita ini. Ia melarang suaminya mengintip atau melihat wajahnya. Karena cinta, akhirnya suami menuruti kemauan istrinya. Tetapi, rasa penasaran selalu menghantui hidupnya. Ia tak tahan menyimpan rasa penasaran itu.

Suatu hari, saat istri sedang tertidur lelap, suami mendekati istrinya dan berniat menyingkap cadar yang dikenakannya. Celakanya, sang istri terbangun. Ia marah dan menuntut cerai suaminya.

Setelah 30 tahun menikah, ia benar-benar menggugat cerai suami karena komitmen yang telah dibuatnya tersebut.

Sumber : vemale.com
Read More

Selera Wanita Tentang Pria Idaman Berubah Drastis Seiring Dengan Bertambahnya Usia

Selera Wanita Tentang Pria Idaman Berubah Drastis Seiring Dengan Bertambahnya Usia
Pernahkah Anda mengingat kembali mantan pacar Anda saat belia dulu dan bertanya-tanya, 'kok bisa ya aku pacaran dengan orang ini padahal jelas-jelas nggak cocok buatku'?

Sekarang sudah tak penting lagi cocok atau tidak. Menurut sebuah survei yang dilakukan Match.com beberapa tahun lalu, selera wanita tentang pria idaman berubah seiring dengan berjalannya waktu.

Para pria selalu ingin tampil "sempurna”, tapi sayangnya parameter "sempurna" itu berubah secara drastis sejalan dengan bertambahnya usia sang wanita. Dalam survei, yang disebut “The Ages of Man”, yang diinginkan wanita dalam hubungannya dengan pria ternyata berbeda-beda sesuai dengan range usia.

“Penelitian itu juga menemukan perubahan standar yang ditetapkan oleh wanita tentang pria idamannya, di mana pada usia di atas 55 tahun wanita lebih pemilih soal pria yang akan dijadikan pasangannya,” kata Match UK kepada Yahoo! Shine.

Hasil dari penelitian tersebut disimpulkan sebagai berikut :

Usia 18-24 tahun :

Pertimbangan wanita dalam memilih pacar di kelompok usia remaja ini adalah seberapa baiknya sang pria di mata teman-teman mereka. “47% gadis mengatakan bahwa mereka akan memilih pacar yang diterima baik dan disetujui oleh teman-teman mereka”.

“Ini adalah saat untuk terpenting dalam kehidupan sang gadis dalam menjalin hubungan sosial. Hal ini bisa disebut tahap ‘menemukan kecocokan’. Para gadis menginginkan pria yang cocok dengan kehidupannya”, ungkap Dr. Karen Ruskin, seorang psikoterapi keluarga dan rumah tangga, kepada Yahoo! Shine. “Kunci menuju kecocokan adalah dipandang dari sisi positif jaringan sosial seseorang, dan semestinya saling berbagi minat. Masa depan belum pertimbangan utama dan lebih pada rasa nyaman yang dirasakan saat itu”.

Selain itu, para gadis di usia ini tidak mementingkan teman kencan mereka secara fisik lebih sempurna dari mereka, tapi kesamaan minat, seperti buku, musik, dan film, untuk di-share jauh lebih penting.

Usia 25-34 :

Pada tahapan usia ini, kebanyakan para wanita lebih fokus pada karir, tapi daya tarik fisik dan kemampuan seksual adalah hal yang sangat penting. Mereka juga akan lebih memilih ‘pria berambisi’. Dua pertiga kelompok usia ini yang disurvei mengatakan, bahwa itu adalah sifat wajib yang harus dimiliki pria.

“Ini adalah tahapan ‘tingkatkan kualitasmu atau enyah dari hadapanku’. Wanita mulai memikirkan untuk suatu saat mempunyai anak dan pastilah mereka ogah pada pria yang ‘angin-anginan’,” kata Dr. Ruskin. “Mereka ingin seseorang bisa menjadi partner mereka, sehingga bisa hidup bersama dan membesarkan anak-anak di lingkungan yang mereka pilih.

Usia 35-44 :

Menurut penelitian, pria yang lebih tua akan lebih menarik bagi wanita di kelompok usia ini. Hal ini karena mereka ingin kemapanan dan mulai membentuk keluarga, Dr. Raskin menjelaskan. “Wanita merasa dikejar waktu, itulah sebabnya mereka mencari pria mapan, stabil, dan sukses”. Mereka tak lagi berkencan karena ketertarikan fisik, sekedar bersenang-senang, atau karena secara sosial cocok dengan teman-teman mereka, katanya.

Menurut penelitian, “73% mengatakan, bahwa mereka mau berkencan dengan seseorang yang 5 tahun lebih tua usianya dari mereka”, dan tata krama sang pria sangatlah penting. Meski begitu, “Kurang dari 1% wanita yang mau berkencan dengan pria yang kurang baik tata kramanya”.

Usia 45-54 :

Kata kunci kelompok usia ini adalah keamanan. “95% wanita mengatakan, mereka mencari pasangan yang membuat mereka merasa aman”. Wanita di kelompok usia ini jadi tidak begitu pemilih dibandingkan kelompok usia lain, yang penting sang pria bergaji tinggi, dan ini berlaku bagi wanita di semua usia.

Menariknya, 54% wanita tertarik untuk berkencan dengan ‘brondong’ alias pria yang lebih muda.

Usia 55 ke atas :

Kecerdasan dan kepribadian menjadi pertimbangan utama di usia ini. Wanita mencari pria yang bisa berbagi nilai-nilai mereka dan punya selera humor baik. Meski begitu, seksualitas tidak dikesampingkan. “45% wanita sangat setuju pada pentingnya kemampuan seksual demi menjaga keharmonisan rumah tangga mereka”. Wanita berusia di atas 55 tahun jauh lebih pemilih dibandingkan saat mereka masih muda.

“Mereka akan enggan menjalin hubungan jika tidak membuat mereka nyaman”. Menurut Dr. Ruskin, para pasiennya yang berusia di atas 55 tahun tak berminat menjalin hubungan jika tidak benar-benar cucok.

Tentu saja, patokan di atas bukan harga mati. Hubungan yang ideal dengan pasangan tergantung dari diri Anda sendiri. Jika beruntung, Anda akan mendapatkan pasangan yang menarik saat Anda remaja dan tetap menarik dan membahagiakan Anda saat Anda menua.

Sumber : Yahoo! Shine

Read More

Keberhasilan Kencan Anda Tergantung Bagaimana Anda Menggunakan Kata Ganti

Keberhasilan Kencan Anda Tergantung Bagaimana Anda Menggunakan Kata Ganti
Tak dapat dipungkiri bahwa kemampuan Anda mendapat kekasih pujaan hati (glek glek glek …) membutuhkan tutur kata yang halus tak dapat dibuktikan secara ilmiah. Kini, riset menemukan bahwa rahasia sukses kencan tergantung cara Anda menggunakan kata ganti (pronouns). 

James Pennbeaker, psikolog dari University of Texas Austin, sudah lama tertarik pada bagaimana bahasa membantu membentuk interaksi kita. Faktanya, ia membantu NPR mengetahui bagaimana cara kita berbahasa berpengaruh pada kencan kita. Pennbeaker merekam dan menganalisa percakapan yang muncul saat kencan kilat, dan menemukan bahwa cara pasangan kekasih menggunakan tutur kata adalah peramal yang baik untuk kelangsungan hubungan mereka. 

Secara khusus ia menemukan bahwa ketika menggunakan kata fungsi, seperti kata ganti, preposisi (kata depan) dan artikel, yang cocok di antara dua orang, mereka cenderung menuju ke tahap berpacaran.. Kepada NPR Pennbeaker menjelaskan: 

“Semakin serupa mereka menggunakan kata-kata fungsi tersebut, makin tinggi kemungkinannya mereka akan segera berkencan. Kata-kata yang lebih keren: Kita bisa melihat … kencan sepasang muda-mudi … (dan) makin serupa (mereka) … menggunakan gaya bahasa yang cocok, makin cenderung (mereka) mereka tetap berpacaran hingga tiga bulan ke depan.” 

Hal ini, tampaknya juga bukan soal menarik minat orang yang diincar. Sebaliknya, saat seseorang menemukan orang yang menarik hatinya, serta merta akan mengubah gaya bahasa mereka. Pasangan yang kuat mungkin lebih banyak menggunakan kata “Aku”, sementara pasangan yang biasa-biasa saja lebih sering mengatakan “kamu”. 

Terlepas dari kata yang mereka gunakan – meskipun Anda melihat bahwa kata ganti kemungkinan punya dampak yang lebih besar – kesamaan dalam gaya pengucapan kita tampaknya bisa meramalkan seberapa baik hubungan kita akan berjalan. 

Sayangnya, jika Anda mengira akan mampu mengubah cara Anda berbicara untuk kencan berikutnya, Anda terlambat. Riset Pennbeaker melihat bahwa perubahan akan sangat kentara, sehingga Anda tidak dapat menyesuaikan gaya bahasa Anda dalam sebuah kencan tanpa terlebih dahulu mengubah watak Anda. Maaf. 

Sumber : Gizmodo
Read More

11 Mitos dan Fakta Tentang Perselingkuhan

11 Mitos dan Fakta Tentang Perselingkuhan
Tidak semua, tapi banyak orang berselingkuh. Berdasarkan laporan perilaku seksual tahun 2006 oleh National Opinion Research Center, hampir seperempat suami (25%) dan 13% istri melakukan perselingkuhan. Namun di balik itu terungkap lebih dari sekedar ketidaksetiaan.

Hormon berpengaruh pada ketidaksetiaan

Ya. Menurut studi yang dilakukan psikolog di The University of Texas di Austin, wanita dengan tingkat hormon oestradiol seks tinggi cenderung untuk berzina. Wanita dengan kadar oestradial tinggi, hormon ovarian yang terkait dengan kesuburan, merasa lebih menarik dan cenderung suka flirt, ciuman dan berhubungan gelap serius dengan selingkuhannya. Selain itu, tingkat oestradial tidak terkait dengan kepuasan wanita dengan pasangan resminya. Para peneliti menyatakan bahwa temuan tersebut menunjukkan, wanita subur tidak mudah puas dengan hubungan jangka panjang dengan pasangannya dan termotivasi untuk mencari selingan dengan pria lain. Meski begitu, mereke cenderung lebih monogamis daripada terlibat dalam seks sesaat.

Selingkuh melulu soal seks

Tidak juga, kata Scott Haltzman, MD, seorang profesor klinis di Brown University dan penulis buku The Secrets of Happy Married Men. Selingkuh dapat terjadi pada tingkat emosional tanpa adanya kontak seksual. Persahabatan dapat berkembang menjadi perselingkuhan emosional saat ada keintiman emosional, tekanan seksual dan tetap terjaga kerahasiaannya, kata Haltzman.

Orang berselingkuh karena jatuh cinta

“Sejumlah perselingkuhan bermula karena seseorang merasa pasangannya tidak lagi mencintainya,” kata Dr. Haltzman. “Mungkin mereka tak bahagia saat itu, tapi bukan berarti tak ada cinta.” Alasan berselingkuh lebih sering karena ada masalah lain dalam rumah tangga, misalnya suami butuh dorongan ego dari wanita yang bukan istrinya, atau istri mencari perhatian yang lebih daripada yang ia dapat dari suaminya.

Orang berselingkuh hanya dengan orang lain yang lebih seksi dan muda

Jika Pangeran Charles dan Camilla Parker Bowles dijadikan tolok ukur, ketidaksetiaan tidak selalu karena ada orang ketiga yang lebih seksi atau muda. Seringkali perselingkuhan berakar dari kehambaran dalam rumah tangga, kata Matt Titus, pakar relationship dan penulis buku Why Hasn't He Called? “Anda berselingkuh karena mencari sesuatu yang tidak dimiliki oleh pasangan Anda.” Sebagai contoh, banyak pelaku selingkuh yang dibutakan oleh kepintaran atau kekayaan.

Sekali peselingkuh, selamanya peselingkuh

“Saat Anda belajar dari kesalahan, Anda melihat dampak dari perbuatan Anda,” kata Titus. Titus mencontohkan kasus, seorang mantan pezina dari pernikahan pertama (yang berakhir dengan perceraian) mengatakan, ia merasakan konsekuensi dari ketidaksetiaannya dan secara emosional menyadari kesalahannya. Ia sudah menikah lagi sekarang. “Saya mendapat kesempatan kedua. Saya janji tidak akan mengkhianati istri saya. Jadi, seorang peselingkuh akan selalu berselingkuh tidaklah benar,” kata pria tersebut.

Rumah tangga bubar jika terjadi perselingkuhan

“Perselingkuhan tidak selalu berakhir dengan perceraian,” kata Dr. Haltzman. “Justru bisa dijadikan sebagai hikmah.” Jika dilihat sisi baiknya, perselingkuhan dapat dijadikan batu loncatan untuk membuka dialog melalui sesi konseling guna membicarakan masalah-masalah yang selama ini terpendam di rumah tangga. “Perkawinan pasti akan dapat bertahan meski terjadi perselingkuhan.”

Satu kali selingkuh tidak berbeda dengan affair

“Beda,” kata Rhonda Fine, Ph.D, seksolog klinis dan diplomat dari The American Academy of Clinical Sexologists. “Satu kali selingkuh tetap saja melanggar ikatan kepercayaan dalam rumah tangga, sedangkan affair lebih dalam melibatkan sisi emosional dibandingkan dengan satu kali selingkuh.” Pada kedua kasus ini Anda tidak menghargai pasangan Anda dan janji suci perkawinan, tapi affair yang berlangsung dalam jangka panjang bisa menjadi lebih buruk, karena seringkali melibatkan keintiman emosional.

Wanita tidak berselingkuh

Oh, mereka berselingkuh, Dr. Fine mengoreksi. “Wanita yang bekerja dan sering melakukan perjalanan bisnis akan lebih berpeluang menghadapi situasi yang membuat mereka rentan berselingkuh.” Plus, Dr. Fine menambahkan, wanita lebih mudah terikat dibanding pria. “Saat bekerja berdekatan dengan pria, mereka merasa lebih melibatkan pribadi secara emosional dalam hubungan tersebut.”

Pria berselingkuh karena tidak puas dengan yang didapat di rumah

Ada beragam alasan kenapa orang berselingkuh, dan tidak selalu karena seks, kata Dr. Fine. “Orang berselingkuh karena mereka egois, kekanak-kanakan atau narsis. Atau bisa juga karena mereka pecandu kesenangan dan peminat drama. Mereka mengedepankan kebutuhannya sendiri di atas yang lain dan jarang merasa bersalah kenapa mereka mulai berselingkuh.”

Krisis paruhbaya = selingkuh

Hal-hal klise, seperti rambut beruban dan mobil mewah, adalah yang paling banyak mendasari kenyataan sehari-hari. Tapi krisis paruhbaya lebih dari itu. Dalam sebuah polling online yang dilakukan Wisconsin Public Radio, lebih dari separo responden mengatakan bawa krisis paruhbaya adalah “sangat nyata, pengalaman yang membuat depresi dan menyakitkan.” Ada pria yang mencapai usia paruh baya melakukan perselingkuhan, ada juga yang kecanduan minum atau mengalami depresi klinis. Itulah saatnya untuk melakukan konseling.

Peselingkuh tak ingin ketahuan

Justru sebaliknya, kata Dr. Haltzman. “Orang mungkin sengaja mengatur agar pasangannya mengetahui. Misalnya dalam bentuk lipstik yang dibiarkan membekas di kerah baju atau email yang sengaja terbuka di komputer keluarga. Seringkali, “Itu menjadi semacam teriakan minta tolong. Ada peselingkuh yang sengaja melakukan itu karena ingin tobat tapi tak tahu caranya.”

Sumber : yourtango.com

Read More

4 Gelagat Buruk yang Menjurus Perceraian

4 Gelagat Buruk yang Menjurus Perceraian
Saat ribut dengan pasangan, apakah Anda melakukannya dengan cantik atau justru memperburuk hubungan Anda? Peneliti perkawinan dan relationship terkemuka, Dr. John Gottman, mengungkapkan ada 4 pola negatif yang sering terjadi saat pasangan bertengkar.

Gottman mengatakan kepada Anderson, bahwa 4 elemen tersebut meramalkan perceraian, dan menyebutnya sebagai "the four horsemen of the apocalypse".

Empat elemen tersebut adalah :

1. Kecaman: Gottman mengatakan, kecaman adalah “cara yang sangat ampuh dalam pertengkaran, di mana Anda menyatakan keluhan untuk menyerang pasangan Anda”. Menurut Gottman, “Kecaman tidak akan membuat keadaan lebih baik, seperti menyiramkan bensin ke api. Pertengkaran akan makin memanas”.

2. Hinaan: “Hinaan adalah peramal terbaik untuk perceraian, karena hal itu menunjukkan sikap sok hebat. Anda harus hargai hubungan dengan pasangan Anda”.

3. Pembelaan diri: Menurut Gottman, orang harus bertanggung jawab atas masalah yang terjadi. Dr. Gottman menunjukkan bahwa pembelaan diri muncul sebagai wujud solusi.

4. Diam, yang juga dikenal sebagai silent treatment. Kata Gottman, “Orang yang diam berupaya untuk menenangkan keadaan dan tidak membuat situasi memburuk, tapi saat menghadapi orang yang diam seperti itu, kemarahan Anda akan memuncak. Jadi, diam termasuk gelagat yang mengganggu”.

Apa sih yang sering dipertengkarkan pasangan? Dr. Gottman mengatakan, bahwa pasangan kerap mempersoalkan hal-hal yang tak jelas!

Menurut Gottman, ada 3 hal yang tak boleh diucapkan saat bertengkar dengan pasangan:

1) “Kamu tidak pernah …”

2) “Kamu selalu saja …”

3) Hal-hal yang menjurus penghinaan atau berlagak sok pintar.

Sumber : Anderson Cooper
Read More

Pria Berusia 50 Tahun ke Atas Lebih Menikmati Seks

Pria Berusia 50 Tahun ke Atas Lebih Menikmati Seks
Sebuah survey terbaru menunjukkan bahwa pria yang berusia di atas 50 tahun lebih menikmati seks dibandingkan mereka yang lebih muda.

Dr. Miriam Stoppard tidak kaget melihat fakta ini dan mengatakan bahwa hal ini juga berlaku bagi wanita.

Kabar baik bagi Anda yang berusia lebih dari 50 tahun -- jika Anda masih aktif melakukannya, Anda akan lebih menikmatinya dibandingkan saat muda.

Dari studi terhadap lebih dari 1.000 pria Norwegia dan Amerika terungkap bahwa kenikmatan akan meningkat seiring pertambahan usia, meskipun dari segi performa menurun.

Bicara soal seks, studi memisahkan antara kepuasan dan kemampuan, di mana ini adalah semacam dorongan dalam cara memandang prospek masa tua, di mana usia 50 tahun lebih hebat dari usia 30 tahun dalam memperoleh kepuasan.

Tampaknya hal itu tidak terlalu mengejutkan. Bukan hanya pria yang setara 50 tahunan lebih puas dibandingkan pria di bawah 20 tahun, yang hormon-hormonnya selalu berada pada level siklon, tapi juga mereka yang berpetualang dengan pasangan-pasangan baru sebagai pandangan hidup.

Mereka yang berusia 30-an mengalami berbagai kesulitan, harus mengatasi setiap persoalan yang dihadapi saat mendaki tangga karir yang mereka pilih demi keluarga mudanya.

Sebaliknya, di usia 50-an Anda mungkin sudah berada di puncak karir dan Anda sangat bersemangat. Anda punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai. Anda paham betul siapa diri Anda dan selera seksual Anda serta merasa nyaman dalam lingkungan rumah tangga yang Anda bina.

Sebagai pasangan, Anda berdua sangat saling mengerti satu sama lain, terbuka dalam mengekspresikan keinginan, dan mampu menghadirkan puncak kepuasan setiap kali melakukan hubungan intim. Dengan kata lain, dalam soal seks Anda sangat percaya diri. Dan saat hasrat muncul di ubun-ubun, seks dalam konteks ini tidaklah membosankan atau begitu-begitu saja. Anda akan merasa relaks dan aman.

Bagus juga untuk wanita, lho. Terutama jika Anda beruntung punya pasangan yang tetap tangguh di usia 50-an.

Dengan menopause yang selalu menghantui, wanita kerap salah beranggapan bahwa seks akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Bagitu beberapa wanita mungkin benar, tapi riset menunjukkan bahwa banyak yang justru menikmatinya, dan mereka punya alasan psikologis yang baik untuk itu.

Ovarium memang berhenti memproduksi estrogen, tapi tetap memompa hormon-hormon seks pria selama akhir hayat, dan itulah yang berperan pada dorongan seks Anda.

Jadi, seperti halnya pria, jika wanita tetap rajin ‘begituan’ meski usia makin senja, rasanya akan lebih nikmat dari yang pernah dirasakan. Glek glek glek …

Sumber : ThirdAge.com

Read More

‘Sisi Gelap’ Facebook: Studi Temukan Kaitan pada Narsisme Agresif secara Sosial

‘Sisi Gelap’ Facebook: Studi Temukan Kaitan pada Narsisme Agresif secara Sosial
Telaah psikologi menemukan bahwa Facebook dan media sosial lainnya menawarkan sarana untuk orang-orang yang obsesif dengan citra diri dan pertemanan yang dangkal.

Para peneliti telah menetapkan sebuah kaitan langsung antara jumlah teman yang dimiliki di Facebook dengan derajat yang menunjukkan sifat narsis ‘yang secara sosial mengganggu’, sebagai konfirmasi atas kesimpulan dari sejumlah orang yang skeptis pada media sosial.

Orang-orang yang mendapat nilai tinggi pada kuesioner Narcissistic Personality Inventory punya lebih banyak teman di Facebook, men-tag dirinya sendiri lebih sering dan meng-update newsfeed mereka lebih rutin.

Penelitian yang dilakukan ditengah maraknya bukti bahwa kaum muda makin meningkat sifat narsisnya, dan terobsesi dengan citra diri dan dangkalnya pertemanan.

Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Personality and Individual Differences juga menemukan bahwa narsisme merespon lebih agresif pada komentar-komentar yang tak mengenakkan tentang mereka di dinding situs jejaring sosial dan mengubah profil mereka lebih sering.

Sejumlah penelitian sebelumnya mengaitkan narsisme dengan penggunaan Facebook, tapi yang ini adalah semacam bukti awal dari hubungan langsung antara teman-teman Facebook dengan elemen paling ‘meracuni’ dari kelainan kepribadian narsis.

Para peneliti di Western Illinois University mempelajari perilaku Facebook dari 294 orang berusia antara 18 sampai 65 tahun, dan diukur dua elemen “gangguan sosial” dari narsisme, yaitu grandiose exhibitionism (GE) dan entitlement/exploitativeness (EE).

GE mencakup “daya serap diri, kesombongan, keunggulan, dan kecenderungan pamer” dan orang-orang yang memperoleh nilai tinggi pada aspek narsisme ini butuh menjadi pusat perhatian secara konstan. Mereka kerap mengatakan hal-hal yang mengejutkan dan secara tak pantas menyingkap dirinya sendiri karena mereka tak tahan untuk diabaikan atau menyia-nyiakan peluang untuk memamerkan diri.

Aspek EE meliputi “perasaan pantas dihargai serta hasrat memanipulasi dan mengungguli yang lain”.

Riset menemukan bahwa makin tinggi nilai aspek GE-nya, makin besar jumlah teman di Facebook, hingga mencapai lebih dari 800.

Mereka yang mendapat nilai tinggi pada EE dan GE lebih cenderung menerima permintaan pertemanan dari orang asing dan mencari dukungan sosial, tapi kurang memberikan dukungan.

Carol Caig, peneliti sosial dan chief executive pada Centre for Confidence and Well-being, mengatakan bahwa kaum muda di Inggris makin meningkat sifat narsisnya dan Facebook dituding sebagai biang penyedia sarana atas kelainan tersebut.

“Cara mendidik anak makin difokuskan pada pentingnya harga diri – pada bagaimana Anda memandang mata orang lain. Metode pengajaran ‘semua tentang aku’ ini diimpor dari AS.”

“Facebook memfasilitasi orang-orang yang ingin memamerkan dirinya dengan cara merubah foto profil dan menunjukkan ratusan teman yang dimilikinya, bahkan ada yang lebih dari 1.000.”

Dr Viv Vignoles, dosen senior pada psikologi sosial di Sussex University, menyatakan ada “bukti yang jelas” dari studi di Amerika di mana para mahasiswa meningkat sifat narsistiknya.

Tapi ia menambahkan: “Apakah itu berlaku juga bagi non mahasiswa atau kaum muda di negara lain, seperti Inggris misalnya, masih menyisakan pertanyaan, sejauh yang saya ketahui.”

“Tanpa memahami penyebab yang mendasari perubahan historis pada mahasiswa AS, kita tidak akan tahu apakah penyebab tersebut merupakan faktor yang secara relatif spesifik untuk budaya Amerika, seperti fokus politis pada peningkatan harga diri pada akhir 80-an dan awal 90-an atau ada faktor yang lebih umum, misalnya teknologi baru seperti ponsel dan Facebook.”

Vignoles mengatakan, korelasi alamiah dari studi terbaru berarti sulit untuk memastikan apakah perbedaan individual dalam narsisme membuat pola yang berbeda pada perilaku Facebook, apakah pola perilaku Facebook menjadikan perbedaan individual dalam narsisme, atau secuil dari keduanya.

Christopher Carpenter yang melakukan studi mengatakan: “Secara umum, sisi gelap Facebook butuh penelitian lebih lanjut dalam rangka memahami manfaat sosial Facebook secara lebih baik dan aspek-aspek yang merusak demi meningkatkan mantan pengguna dan membatasi calon pengguna.

“Jika Facebook digunakan oleh orang-orang yang ingin memperbaiki ego mereka yang rusak dan mencari dukungan sosial, sangat penting untuk menggali potensi komunikasi negatif yang mungkin dapat diperoleh di Facebook dan orang-orang baik yang ingin berkenalan dengan mereka. Idealnya, orang akan lebih suka menggunakan Facebook untuk tujuan baik ketimbang merusak.”

Sumber : the guardian

Read More

12 Aturan Emas dalam Percakapan

12 Aturan Emas dalam Percakapan
Berinteraksi dengan orang lain dalam bentuk percakapan adalah cara terbaik menjadi bahagia. Bercakap-cakap pun ada seninya agar percakapan tak jadi membosankan.

Ikutilah tips abadi berikut ini untuk menjadi seorang conversationalist yang baik.

1. Hindari percakapan detail yang tak perlu.

Jangan sampai menyimpang dari topik pembicaraan. Jangan buang-buang waktu dengan membicarakan hal-hal yang tak penting.

2. Jangan ajukan pertanyaan lain sebelum pertanyaan sebelumnya dijawab.

Misalnya Anda menanyakan kabar tentang anak-anak dari lawan bicara Anda, jangan sekonyong-koder ganti menanyakan jadwal senamnya sebelum ia selesai menjawab.

3. Jangan menginterupsi pembicaraan orang (kecuali kalau Anda anggota DPR).

Juga, berusahalah untuk bicara pendek-pendek saja agar lawan bicara Anda berkesempatan untuk bicara juga.

4. Jangan menyanggah jika tak penting-penting banget.

Orang kerap menyanggap biasanya menunjukkan hal sebaliknya. Jadi hindari saja sikap ini.

5. Jangan mendominasi percakapan.

Pancinglah dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang Anda berdua pahami.

6. Jangan sok hebat dalam cerita Anda.

Bersikap saling rendah hati akan membuat percakapan jadi menyenangkan.

7. Carilah topik yang menarik kedua belah pihak untuk dibicarakan.

Galilah apa yang menarik minat lawan bicara Anda. Jangan bicara politik jika lawan bicara Anda lebih suka seni.

8. Jadilah pendengar yang baik.

Dalam sebuah komunikasi yang baik adalah menjadi pendengar yang baik.

9. Percakapan harus selaras dengan keadaan sekitar.

Jangan “bicara soal keju jika bulan lebih cocok dijadikan topik". Juga, jangan berlama-lama berdiam diri karena kehabisan bahan pembicaraan.

10. Jangan melebih-lebihkan (apalagi membual).

Tidak harus selalu “terbaik”, “terburuk”, atau “terlucu.”

11. Jangan salah kutip.

“Gunakan kutipan untuk bahan pembicaraan, jangan jadikan bahan pembicaraan sebagai kutipan.”

12. Tumbuhkan sikap bijak.

Jangan jadi pembohong, tapi juga jangan merasa perlu menyakiti. Jangan katakan sesuatu seperi kurang sehat, sakit, atau lelah. Hal ini bisa membuat percakapan terhenti dan lawan bicara menjadi tidak nyaman. Jangan mengisyaratkan hal-hal seperti itu, atau menanyakan apakah malam sudah terlalu larut. Ingat, diam adalah pilihan. “Katakan hal-hal yang benar, atau diam.”

Sumber : Reader's Digest    |    Foto : Conversation Arts

Read More

Bagaimana Mencegah Perselingkuhan?

Bagaimana Mencegah Perselingkuhan?
Kejujuran Adalah Kuncinya.
Sudah banyak riset dilakukan untuk mempelajari kasus-kasus perselingkuhan yang kian marak. Jika studi yang dilakukan dalam bentuk kuesioner, pria cenderung membual soal perselingkuhan yang mungkin mereka lakukan, berbeda dengan wanita yang bertindak sebaliknya: menutup-nutupi dan lebih suka berbohong atas perselingkuhan mereka.

"98% orang membayangkan berhubungan dengan orang lain selain pasangannya sendiri"

Antropolog sosial Helen Fisher mengatakan ada satu alasan yang menyebabkan begitu – pada umumnya wanita lebih menderita ketimbang pria untuk bangkit dari keterpurukan akibat perselingkuhannya. Wanita bisa kehilangan hak asuh anak-anak mereka, dukungan keuangan dan bahkan beresiko mengalami kekerasan sebagai akibat perbuatannya.

Hampir separo dari mereka yang berumah tangga berselingkuh dengan beberapa tujuan. Dan yang mengejutkan, 98% orang membayangkan berhubungan dengan orang lain selain pasangannya sendiri. Dengan kehadiran jejaring sosial semacam Facebook akan semakin memudahkan pengkhayalan itu, baik secara oniline maupun kopi darat.

Yang menarik, orang jarang meninggalkan pasangannya demi selingkuhannya. Namun bagi mereka yang kemudian menikahi selingkuhannya, angka perceraiannya sangat tinggi, yaitu lebih dari 75%. Ini mungkin karena sulit untuk mempercayai orang yang menyelingkuhi pasangannya, meskipun itu dengan Anda.

"80% perselingkuhan terjadi karena ada kesempatan"

Jadi, jika berpindah ke lain hati dan bodi tidak selalu berjalan mulus, kenapa orang masih saja melakukannya? Bisakah perselingkuhan dicegah?

Berlawanan dengan pendapat umum yang beredar, perselingkuhan tidak selalu terjadi pada rumah tangga yang tidak bahagia. Steve Stosny, terapis dan penulis buku, mengatakan bahwa 80% perselingkuhan terjadi karena adanya kesempatan.

Jika ini benar, maka tak masalah seberapa sering Anda berhubungan intim dengan pasangan Anda atau seberapa baik Anda bersikap pada pasangan Anda, rumah tangga Anda tetap saja beresiko diguncang perselingkuhan. Memutus hubungan dengan teman berlainan jenis kelamin tidak akan efektif, baik di kehidupan nyata maupun di internet.

Dan perselingkuhan tidak melulu terjadi pada orang yang bermoral bejat. Pada 2004, 82% responden dari sebuah survei mengatakan bahwa perselingkuhan pasti salah. Namun sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari satu setengah wanita menikah mempunyai setidaknya satu kekasih gelap setelah mereka menikah di bawah usia 40 tahun. Jadi jelas, bahwa selalu ada orang berjenis peselingkuh, walaupun mereka sendiri merasa tidak berselingkuh.

Mencegah perselingkuhan mungkin semudah – dan ini tampak jelas – selalu bicara jujur. Peggy Vaughn, penulis buku Myth of Monogamy, mengatakan bahwa untuk menghindari perselingkuhan, hal pertama yang harus diterima adalah bahwa alami dan normal jika Anda atau pasangan Anda tertarik kepada orang lain. Dan jika Anda mendapati diri Anda berfantasi dengan orang lain selain pasangan Anda, sebaiknya Anda katakan pada pasangan Anda. Itu artinya Anda jujur tentang perasaan Anda, tanpa mengungkapkan hal-hal detail yang dapat melukai hati pasangan Anda, tetapi terbuka dan jujur tentang keprihatinan Anda sebelum berkembang lebih jauh.

Katakan padanya apresiasi pada perkawinan Anda dengannya dan apa yang Anda harapkan. Lakukan percakapan terbuka dan rutin untuk berbagi perasaan.

Jika Anda seperti orang pada umumnya, mungkin Anda merasa gagasan tersebut menakutkan. Namun lebih mudah berkata jujur kepada pasangan Anda jika Anda setuju kalau itu adalah aturan dalam rumah tangga Anda. Komunikasi tentang perbuatan atau perasaan yang jujur tentang orang lain seharusnya dianggap normal dan bukan merupakan ancaman, kecuali jika dipendam saja di dalam hati. Jika fantasi dibiarkan berlarut-larut bisa menjadi masalah yang lebih besar dan kemungkinan akan menimbulkan perilaku curang. Inilah yang akan memicu perselingkuhan, kata Vaughn.

Jika suatu saat Anda bertemu seseorang yang membuat Anda tertarik, pastikan bahwa Anda menyampaikannya secara terbuka kepada pasangan Anda. Periksalah secara rutin tentang bagaimana Anda membina hubungan dengan pasangan Anda. Jadikan itu sebagai prioritas dan nikmati kebersamaan dengan pasangan Anda baik-baik.

Mungkin Anda akan mendapati bahwa Anda adalah orang paling beruntung bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga dengan pasangan Anda. (Tammy Nelson*)

*Tammy Nelson, Ph.D. adalah pakar seks dan relationship yang juga penulis buku Getting the Sex You Want; Shed Your Inhibitions and Reach New Heights of Passion Together, menyusul bukunya The New Monogamy; Erotic Recovery After Infidelity.

Sumber : thirdage.com

Read More

Tips Mengokohkan Perkawinan

Tips Mengokohkan Perkawinan
Sudah lama diketahui bahwa orang yang menikah pada umumnya lebih sehat dan hidup lebih lama dibandingkan mereka yang membujang. Orang menikah lebih kecil resiko terserang kanker dan jantung, dan bahkan demensia (kepikunan). Sebuah penelitian mendapati, mereka yang menikah lebih kecil kemungkinan menderita sakit kepala, punggung, dan tekanan psikologis. Mereka lebih aktif dan cenderung tidak merokok.

Tapi saat perkawinan dikaitkan langsung dengan kesehatan dan kesejahteraan secara teoritis, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini tidak berarti mereka yang menikah jadi bebas masalah. Faktanya, hubungan yang tidak sehat dapat berdampak negatif jauh lebih besar ketimbang para bujangan. Sebuah studi tahun 2005 yang dipublikasikan di “The Archives of General Psychiatry” menemukan bahwa pasangan yang bermasalah berat lebih rentan terhadap penyakit. Selain itu juga ditemukan bahwa perkawinan yang tidak bahagia cenderung mengakibatkan penyakit kronis, serangan jantung dan kolesterol tinggi.

Adalah normal jika pasangan yang berumah tangga mengalami tekanan emosional, tapi sepatutnya tidak dibiarkan berlarut-larut, yang berakibat tidak saja stress secara psikologis, tapi juga fisik. Berikut ini tujuh cara menguatkan perkawinan Anda agar langgeng dan bahagia:

Melakukan Kencan Ulang

Bagi pasangan yang telah menikah, seringkali terjebak pada rutinitas kesibukan sehari-hari, sehingga waktu untuk berdua jadi berkurang. Cobalah untuk mengenang kembali masa-masa Anda pacaran atau bulan madu. Apa yang Anda berdua nikmati bersama? Mungkin Anda suka ke kebun binatang, museum, atau hiking. Mungkin Anda senang saat pasangan Anda memijat punggung Anda, walau kadang Anda tidak memintanya. Apapun yang akan membantu mempertahankan keromantisan antara Anda dengan si dia, lakukan lagi sesekali.

Tunjukkan Apresiasi Anda

Jika Anda punya sesuatu untuk mengapresiasi pasangan Anda, katakan! Menurut John Gottman, Ph.D., pakar perkawinan dan penulis buku The Seven Principles of Making Marriage Work, pasangan yang secara rutin saling memuji satu sama lain akan lebih bahagia karena akan selalu mengingatkan mereka bahwa mereka dicintai. Jangan anggap pasangan Anda secara otomatis tahu betapa Anda mencintainya. Pemberian apresiasi karena kepiawaiannya mengurus rumah dan anak-anak, memasak, berdandan, atau apapun, katakan saja. Cepat atau lambat, si dia pun akan melakukannya untuk Anda.

Lakukan Hal-hal Kecil untuk Pasangan

Misalnya pasangan Anda menyukai tanaman hias tertentu, tapi tak sempat membelinya. Carilah cara untuk menunjukkan pengaruh dan apresiasi Anda. Buat kejutan untuknya. Belikan si dia tanaman kesukaannya dan pasangan Anda akan sangat bahagia. Hal-hal kecil seperti ini akan membuat hubungan Anda makin mesra.

Belajar Menahan Diri

Menurut Gottman, pasangan yang berbahagia tidak akan mengatakan hal-hal kritis saat mendiskusikan topik yang peka.

Saling Menghargai

Saling menghargai adalah aspek terpenting untuk menuju rumah tangga yang sehat. Bersikaplah santun. Jangan merendahkan pasangan Anda dan pastikan Anda menunjukkan perilaku sopan sebagaimana Anda lakukan pada orang lain.

Bersikap Positif

Perbedaan besar antara perkawinan yang stabil dan labil adalah besarnya interaksi positif yang diperlukan. Kritik membangun memang penting, tapi jangan sampai terlalu mendominasi interaksi Anda dengan si dia. Libatkan diri Anda secara aktif dengannya. Mintalah pendapat darinya. Dan jangan lupa tersenyum.

Cari Bantuan

Jangan ragu untuk mendatangi penasehat perkawinan atau melibatkan diri dalam berbagai kegiatan berdua yang membantu memperkuat perkawinan Anda. Jika Anda mengalami masalah pribadi, seks misalnya, bacalah buku yang sesuai agar Anda dapat belajar mengatasinya bersama pasangan Anda. Jika berselisih soal uang, temui terapis perkawinan yang dapat memberikan nasehat bijak tentang cara-cara berkomunikasi yang efektif

Sumber : Reader's Digest

Read More

Facebook Berperan Besar Melunturkan Kesetiaan

Facebook Berperan Besar Melunturkan Kesetiaan
Kenapa orang berselingkuh? Berbagai penelitian telah dilakukan, tapi riset menunjukkan 25%-60% pria dan lebih dari 45% wanita bakal berselingkuh saat rumah tangganya bermasalah. Perselingkuhan berdampak 1 dari 3 pasangan berpisah.

Amerika yang terkenal sangat liberal pun, termasuk soal seks, ternyata masih menjunjung tinggi moral mereka. Riset tahun 1973 menunjukkan bahwa 70% orang Amerika mengatakan kalau selingkuh itu salah. Pada 2004 angkanya meningkat menjadi 82%. Tahun 2006 mereka mengatakan kalau perzinahan lebih buruk daripada poligami dan cloning manusia.

Meski demikian, jumlah wanita yang mengaku berselingkuh makin meningkat. Sebuah studi menyatakan bahwa lebih dari satu setengah wanita menikah mempunyai setidaknya kekasih gelap setelah mereka menikah di bawah usia 40 tahun.

Dewasa ini wanita punya kesempatan yang sama dengan pria dalam mencari pasangan ataupun berselingkuh. Makin banyak wanita yang bekerja, berkendara dan membawa ponsel. Dengan adanya internet dan peralatan elektronika portable seperti laptop dan ponsel membuat hubungan di dunia maya makin mudah, sehingga berpeluang terjadinya keintiman online.

Alasan lain yang jadi pemicu tingginya tingkat ketidaksetiaan adalah menjamurnya situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Jejaring sosial tersebut menyediakan sarana untuk berselingkuh yang sebelumnya tidak ada. Orang jadi mudah bertemu secara online dan membangun hubungan yang lebih jauh, bahkan hingga berlanjut ke arah seksual.

American Academy of Matrimonial Lawyers (AAML) mengatakan Facebook adalah yang paling bertanggung jawab atas 1 dari 5 perceraian yang terjadi di Amerika saat ini. Pengacara perceraian juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan 80% yang menggunakan Facebook sebagai bukti di pengadilan selama lebih dari 5 tahun ini. Facebook digunakan di 66% kasus pengadilan sebagai alasan utama untuk bukti perceraian.

Pornografi di internet kemungkinan juga berperan pada tingginya tingkat perselingkuhan. Situs porno mudah diakses dan pengaksesnya tak perlu khawatir identitasnya diketahui. Tammy Nelson, PhD., seorang pakar seks dan relationship menuturkan, ada sepasang suami istri datang ke kantornya untuk berkonsultasi. Mereka menuding pornografi adalah biang masalah di rumah tangga mereka.

Sang istri menjelaskan, “Suamiku ingin berhubungan seks seperti wanita dalam adegan di film porno. Kukatakan padanya kalau tidak semua wanita mau seperti itu.”

Sang suami tak sependapat. “Semua wanita suka kok,” katanya.

Istri tanya, “Wanita mana yang kau maksud?”

Suami menjawab, “Selama ini aku melihat semua wanita begitu. Sepertinya mereka menikmatinya. Kurasa ada yang tak beres denganmu kalau kau tak mau mencobanya. Itu normal kok.”

Bagi sejumlah pasangan, tontonan porno bisa membuka wawasan dan kesempatan untuk mengembangkan kehidupan seksual mereka, tapi di lain pihak, banyak orang yang butuh terapi mengeluh tentang situs porno yang diakses pasangan mereka. Dan bagi sebagian lainnya, pornografi bisa menjadi gerbang untuk menirunya dengan orang lain selain pasangan sahnya. (thirdage.com)

Bicara soal Facebook sebagai penyebab perselingkuhan rasanya tidak berlebihan. Setidaknya ada 3 orang yang saya kenal melakukan itu, 1 di antaranya berujung perceraian. Yang mengherankan, pasangan yang bercerai tersebut usianya bisa dikatakan sudah tidak muda lagi. Sang pria, yang kebetulan pernah bekerja di satu perusahaan yang sama dengan saya, usianya sekitar 55 tahun dan istrinya hampir 50 tahun. Sang istri berselingkuh dengan mantan pacarnya yang berawal dari Facebook! (mp2)

Foto : midgetspar.com

Read More

Dampak Facebook pada Perkawinan

Dampak Facebook pada Perkawinan
Pesan pribadi online telah menggantikan panggilan “telepon misterius”. Keberadaan internet membuat perselingkuhan menjadi jauh lebih mudah dari sebelumnya, apalagi dengan adanya bantuan dari situs jejaring sosial seperti Facebook.

Faktanya, dari sebuah survei oleh American Academy of Matrimonial Lawyers terungkap, bahwa 20% perceraian terjadi karena perselingkuhan via akun Facebook. Perselingkuhan secara online kian marak belakangan ini, di mana hampir 80% pengacara perceraian melihat adanya peningkatan kasus perceraian yang menggunakan media semacam Facebook sebagai bukti, demikian dilaporkan oleh ABC's Good Morning America.

Percaya atau tidak, ada sebuah website yang dibuat khusus untuk peselingkuh via Facebook yang bernama FacebookCheating.com. Website itu ditemukan oleh Ken Savage dari Boston, Massachusetts karena, seperti yang Anda duga, istrinya (sekarang sudah diceraikan) berselingkuh dengan pacar lamanya.

ABC News melaporkan, bahwa para terapis meyakini kalau Facebook tak sepenuhnya menjadi biang kerok atas kasus perselingkuhan :

Sebuah hubungan dibuat dan menjadi platonis (terjalin kuat), kemudian berkembang menjadi lebih dari itu. Hubungan yang kelewatan itu tak semata-mata kesalahan Facebook, kata terapis.

Penasehat perkawinan Terry Real menambahkan : “Sebelum Facebook muncul, ada e-mail, dan sebelum ada e-mail, ada telepon. Masalahnya bukan pada Facebook, tapi terkikisnya rasa cinta dalam perkawinan Anda.”

Sumber : thirdage.com

Read More

Selingkuh Juga Punya Sisi Positif

Selingkuh Juga Punya Sisi Positif
Pakar relationship menyatakan bahwa perselingkuhan mengindikasikan sebuah hubungan perkawinan yang tidak sehat. Segudang alasan yang menyebabkan seseorang mencurangi pasangannya, dan dari waktu ke waktu semakin membudaya, menjadi semacam gaya hidup. Namun apapun alasannya, perselingkuhan adalah langkah yang keliru, bahkan meski ada yang berkilah sengaja melakukannya demi kelanggengan dan keharmonisan rumah tangga. Seseorang yang berselingkuh berarti telah dengan sengaja melanggar kesakralan sebuah lembaga perkawinan yang ia ikrarkan.

Dari segi latar belakang, pelaku selingkuh sangat beragam. Mulai dari politisi, pejabat negara, penegak hukum, pegawai negeri, pegawai swasta, pengusaha, pedagang, guru, sampai sopir bus, pokoknya komplit dah. Dan merata di semua lapisan ekonomi. Jumlahnya pun hampir berimbang antara pelaku pria dan wanita. Statistik menunjukkan, 4 dari 10 pria melakukan perselingkuhan, sementara wanita dengan perbandingan 3 dari 10.

Secara umum perselingkuhan dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu :

Perselingkuhan Emosional

Perselingkuhan emosional adalah perselingkuhan yang melibatkan perasaan. Biasanya hal ini terjadi karena tingginya frekuensi pertemuan antara 2 orang berlainan jenis dalam suatu kegiatan atau urusan, dan dari seringnya interaksi tersebut berakibat munculnya benih-benih cinta. Misalnya antar rekan sekantor, dokter dengan perawatnya, dosen dengan sesama dosen atau mahasiswanya, dan lain-lain.

Perselingkuhan emosional bisa juga muncul tanpa adanya frekuensi interaksi, tapi karena adanya hubungan emosional di masa lalu dan perasaan cinta itu kembali muncul saat keduanya bertemu. Dalam acara reuni misalnya. Atau via jejaring sosial dan ponsel.

Perselingkuhan emosional bisa mengarah ke perselingkuhan seksual manakala mereka tak lagi puas hanya dengan sekedar ngobrol atau chatting. Getaran asmara yang makin menguat memunculkan kebutuhan lain yang lebih dari itu. Dan seperti biasa, berujung di ranjang.

Perselingkuhan Seksual

Pada dasarnya perselingkuhan seksual terjadi karena seseorang merasa tidak puas dengan kehidupan seksual di rumah tangganya dan menyalurkannya ke orang lain. Biasanya ke pelacur atau siapapun yang bersedia melakukannya tanpa dilandasi rasa cinta.

Namun, perselingkuhan seksual berpeluang menjadi perselingkuhan emosional manakala interaksi dengan orang yang sama terjadi berulang-ulang hingga timbul cinta di antara keduanya. Contoh riil tentang ini pernah terjadi pada teman satu kuliah saya dulu. Sebut saja namanya Bandot. Bukan rahasia lagi kalau Bandot adalah tamu setia kompleks pelacuran di kota S, karena ia sendiri yang mengumbar cerita ke rekan-rekan prianya. Saking seringnya ia bercinta dengan salah seorang pelacur langganannya di sana, mereka saling menyukai. Akhirnya, sebagaimana yang ia ceritakan kepada saya, ia tak pernah lagi diminta membayar atas seks yang mereka lakukan. Padahal, ia sudah punya tunangan di kota asalnya, Solo.

Sisi Negatif Peselingkuh

Menurut seorang pakar relationship, secara umum peselingkuh menunjukkan sifat negatif sebagai berikut :

Egois

Peselingkuh adalah pencari kesenangan di luar pernikahan untuk dirinya sendiri. Mereka selalu berkilah, mengkhianati pasangan resminya karena melihat kekurangan pada pasangannya tersebut. Alih-alih berkomunikasi untuk memperbaiki hubungannya, ia malah mengambil jalan pintas yang tak pantas. Lebih parah lagi, mereka kerap mencari pembenaran atas apa yang mereka lakukan tanpa mempedulikan betapa sakit perasaan pasangannya kala mengetahui dirinya dikhianati.

Materialis

Materialis di sini diartikan luas, pada segala sesuatu yang bersifat keduniawian. Paras yang tampan/ cantik, kepandaian, kesuksesan atau harta orang lain yang tidak dimiliki oleh pasangan membuat seseorang silau dan jika imannya tak cukup kuat menahan godaan itu, ia akan segera berpindah ke lain hati begitu ada “tawaran” dan kesempatan.

Narsis

Banyak yang mengatakan, seseorang berselingkuh karena menganggap dirinya pantas untuk mendapatkan lebih dari yang ia miliki saat ini. Sama dengan materialis, hanya saja ini menyangkut dirinya sendiri sehingga menimbulkan rasa percaya diri yang berlebihan (over confidence) dan merasa semua bisa diperolehnya dengan mudah. Untuk pria, biasanya karena harta yang dimiliki atau keperkasaan seksualitasnya, sedangkan wanita karena paras cantik atau tubuh seksinya.

Pengecut

Perselingkuhan selalu dilakukan sembunyi-sembunyi di luar sepengetahuan suami/ istri bersangkutan. Seperti musuh yang menyerang dari belakang. Atau identik dengan 2 orang pencuri yang mengendap-endap saat penghuni rumah sedang tidur nyenyak. Ketika mereka kepergok dan salah satu dari mereka tertangkap, apa yang dilakukan oleh yang seorang lagi? Berusaha menyelamatkan temannya? Jangan bermimpi. Maling seperti ini bukanlah jenis orang berjiwa heroik ala film-film Holywood. Ia akan mengambil langkah seribu sendirian dan tak peduli apakah “rekan sejawat”nya dihakimi massa atau tidak.

Pembohong

Karena dilakukan sembunyi-sembunyi, pastilah ada kebohongan. Beralasan kerja lembur, padahal check in di hotel. Pamit untuk urusan bisnis ke luar kota, padahal ketemuan dengan kekasih gelapnya di kota itu. Satu kali perselingkuhan rata-rata butuh 2 kebohongan, yaitu alasan sebelum melakukan dan cerita palsu usai melakukan. Dan yang umum terjadi adalah: satu kebohongan akan diikuti dengan kebohongan lain untuk menutupi kebohongannya tersebut.

Serakah

Ketika seseorang sudah punya segalanya, harta lebih dari cukup dan istri/ suami dan anak-anak yang sempurna, kemudian terlibat dalam sebuah hubungan gelap dengan pihak ketiga, apalagi sebutan yang layak untuknya selain serakah?

Menurut saya, sifat serakah dalam konteks ini kemungkinan muncul pada usia 35-40 tahun (untuk pria), karena biasanya pada usia-usia tersebut karir semakin baik dan ekonomi lebih mapan. Sifat serakah, dipadu dengan tipisnya iman dan pergaulan yang “tak sehat” adalah kombinasi yang “ideal” terpicunya perselingkuhan. Mereka mulai memainkan peran sebagai pemburu kala perasaan tidak puas pada kekurangan pasangannya mulai tumbuh.

Berkepribadian Ganda

Karena memainkan peran ganda, satu untuk keluarga dan satu untuk perselingkuhannya, peselingkuh dapat dianggap sebagai orang yang menderita kepribadian ganda. Di hadapan pasangannya bersikap manis, sementara di belakang lupa sama sekali. Atau dalam beberapa kasus, mereka kasar terhadap pasangan masing-masing, dan berubah jadi penuh kasih sayang saat bertemu selingkuhan mereka.

Pelupa

Saat kasmaran, orang bisa menjadi pelupa. Lupa kalau dirinya sudah berkeluarga, lupa kalau selingkuh itu salah, dan lupa kalau Tuhan selalu mengawasi gerak-geriknya.

Sisi Positif Peselingkuh

Meski dituding sebagai biang kerok hancurnya sebuah rumah tangga, namun ada sisi positif dari peselingkuh yang dapat kita ambil hikmahnya. Ingat, hikmahnya saja! Bukan perbuatannya! Apa saja itu?

Ahli Strategi

Untuk memuluskan jalannya perselingkuhan, para peselingkuh mau tak mau harus putar otak ekstra untuk menciptakan kesempatan mereguk kesenangan bersama dengan WIL/ PIL mereka, walau untuk 1 atau 2 jam saja. Berbagai alternatif strategi dipertimbangkan agar hubungan gelap mereka aman. Termasuk mempelajari tanda-tanda yang harus dihindari yang dapat membawa pasangan mereka mencium kecurangan yang mereka lakukan.

Dermawan

Ada kebiasaan dari peselingkuh untuk menarik hati seseorang yang diincarnya, yaitu dengan memberikan hadiah. Bisa berupa bunga, perhiasan, blackberry, baju, dan lain-lain. Mereka yang berduit tak pelit merogoh kocek demi kelancaran misinya, termasuk untuk membayar hotel mewah atau restoran berkelas sebagai ajang rendezvous. Orang yang paling pelit sekalipun bisa berubah menjadi dermawan saat ia terlibat perselingkuhan.

Pengambil Resiko (Risk Taker)

Saat pertama kali memutuskan untuk menjalin affair di luar perkawinannya, peselingkuh pasti sadar betul resiko terburuk yang harus dihadapinya. Dan ketika memutuskan untuk melanjutkan kecurangannya, artinya ia sudah siap mengambil resiko itu. Nama baik, jabatan, kepercayaan, dan rumah tangga adalah hal paling umum yang dipertaruhkan.

Perfeksionis

Peselingkuh tak ubahnya seperti pasangan yang sedang dirundung asmara secara normal. Mereka selalu ingin tampil sempurna di depan selingkuhannya. Mulai dari cara berpakaian, berdandan, hingga sikap, benar-benar mereka perhatikan. Mereka akan selalu berusaha menunjukkan penampilan terbaik mereka pada setiap pertemuan yang dilakukan.

Percaya Diri

Ini adalah bentuk positif dari sifat narsis peselingkuh. Mereka percaya diri kalau diri mereka lebih sempurna dibandingkan suami/ istri pasangan selingkuh mereka. Selain itu, rasa percaya diri ini bisa timbul karena merasa resiko yang harus dihadapi bisa mereka redam dengan mudah, yaitu berupa kebohongan-kebohongan yang masuk akal misalnya.

Pemain Watak

Peran ganda yang dimainkan oleh pelaku selingkuh, jika berjalan mulus hingga jangka waktu lama akan membuat mereka terlatih untuk bersandiwara seolah tak berdosa. (mp2 dari berbagai sumber)

Read More

Perselingkuhan Berkedok Perjalanan Bisnis

Perselingkuhan Berkedok Perjalanan Bisnis
Menurut Eagle Investigative Services, 42% wanita curiga saat pasangan mereka pergi untuk sebuah perjalanan bisnis.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh Ruth Houston serta hasil konsultasinya yang terkait dengan topik perjalanan bisnis dan perselingkuhan, wajar jika para wanita merasa khawatir.

Perjalanan bisnis seringkali dijadikan alasan terbaik untuk menutupi perselingkuhan. Tak ada satupun perjalanan bisnus, nyata atau hanya tipuan, yang butuh banyak waktu khusus.

Banyak peselingkuh yang tak sungkan menggunakan perjalanan bisnis untuk memfasilitasi, meningkatkan frekuensi atau mengkamuflase perselingkuhan mereka. Perjalanan ke luar kota akan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seorang suami untuk berselingkuh karena jauh dari rumah. Dalam banyak kasus, perusahaan pun bahkan tidak tahu menahu untuk urusan apa ia pergi.

Jika Anda mencurigai suami Anda, jangan abaikan perjalanan bisnis sebagai salah satu upaya yang mungkin ia gunakan untuk melancarkan hubungan terlarangnya. Di bawah ini beberapa taktik yang kemungkinan digunakan seseorang untuk bepergian sebagai kedok:

Perjalanan Bisnis Abal-abal

Apakah suami Anda makin sering traveling dibandingkan sebelumnya? Seorang peselingkuh yang pekerjaannya butuh bepergian secara rutin dapat dengan mudah melakukan perjalanan bisnis yang sebenarnya tidak ada. Ini adalah taktik yang paling banyak dilakukan peselingkuh agar dapat mereguk kesenangan dengan kekasih gelapnya.

Cerita Sandy – Suami Sandy, Bob, pamit kepadanya akan pergi seminggu ke kantor cabang. Sebaliknya, di kantor Bob mengatakan kalau ia akan berlibur selama 1 minggu bersama istrinya. Rencana yang telah disusun rapi oleh Bob terbongkar manakala Sandy bertemu istri teman kantor Bob yang menanyakan apakah Sandy menikmati liburannya ke Hawaii bulan lalu.

Mark Up Waktu

Apakah perjalanan bisnis suami Anda lebih lama dari biasanya? Kadang seorang suami yang berselingkuh akan menambah satu atau dua hari lebih banyak dari waktu resmi perjalanan bisnisnya. Hal ini akan memberikan kesempatan padanya waktu ekstra untuk dihabiskan bersama selingkuhannya, atau beberapa hari untuk ‘selintutan’ di kotanya sendiri sebelum pulang ke rumahnya.

Cerita Jeanne – Dari pembicaraan yang tak sengaja didengar dari Dan, suaminya, jelas kalau Dan dibutuhkan kehadirannya dalam sebuah konvensi hanya 3 hari, bukan 5 hari. Ketika Jeanne menanyai Dan perihal perbedaan jumlah hari itu, Dan tidak bisa menjawab dengan jelas keterlambatan 2 hari pulang dari konvensi. Kecurigaan Jeanne muncul. Ia kemudian menyewa seorang penyelidik swasta, dan kebusukan Dan akhirnya terkuak.

Rumah yang Jauh Dari Rumah

Anda tahu di mana pasangan Anda menginap saat ia ke luar kota? Atau Anda secara spontan menganggap Anda akan bisa menghubunginya melalui ponsel, atau hotelnya? Jika seorang peselingkuh punya selingkuhan yang tinggal di kota di mana ia secara rutin mengunjungi untuk urusan bisnis, ia mungkin lebih suka tidur di rumah sang selingkuhan daripada di hotel.

Cerita Brenda – Brenda tidak tahu ‘kenakalan’ Harvey suaminya hingga suatu ketika anak remaja mereka mengalami kecelakaan mobil. Karena selalu gagal menghubungi ponsel Harvey, Brenda menyusulnya di Hotel Radisson di mana Harvey biasa menginap saat berada di Boston. Tapi ternyata Harvey tidak terdaftar di sana, juga di hotel lain yang ada di Boston. Dalam kepanikan, Brenda menghubungi kantor Harvey. Dari situ ia mendapat jawaban kalau Harvey menginap di rumah teman kuliahnya. Teman kuliah tersebut ternyata adalah mantan pacar Harvey yang telah menjanda.

Bepergian Berdua tapi Tidak dengan Anda

Apakah Anda tidak pernah lagi diajak suami menemaninya melakukan perjalanan bisnis, padahal biasanya ia selalu menyertakan Anda? Apakah ia menolak diantarkan ke bandara, atau menjemputnya saat ia kembali? Boleh jadi ia melakukan perjalanan dengan seseorang yang tidak ingin Anda ketahui.

Cerita Lynette – Tyrone mengatakan kepada Lynette kalau ia akan naik taksi dari airport ke rumah karena menggunakan penerbangan larut malam. Meskipun ia menolak tawaran Lynette untuk menjemputnya, Lynette memutuskan untuk memberikan kejutan kepada suaminya dengan berada di bandara saat sang suami pulang. Lynette sangat terkejut saat melihat Tyrone turun dari pesawat ditemani seorang wanita yang tidak dikenalnya. Tak ingin berandai-andai, Lynette diam-diam mengikuti Tyrone dan wanita itu. Dari gerak-gerik mereka dan percakapan yang didengar Lynette, jelas kalau wanita itu bukan sekedar orang yang bertemu Tyrone di pesawat. Lynette melabrak mereka di tempat pengambilan bagasi hingga tempat itu jadi heboh.

Sumber : examiner.com

Read More

10 (Lagi) Tanda-tanda Perselingkuhan

10 (Lagi) Tanda-tanda Perselingkuhan

Sebagai seorang pakar perselingkuhan, Ruth Houston*) mengaku banyak mendapat pertanyaan “Apa 10 tanda perselingkuhan paling top?”

Berikut ini daftar yang disusun oleh Houston:
  1. Sering absen
  2. Telepon mencurigakan – salah sambung, menelepon sambil berbisik, menerima telepon di ruang lain atau sembunyi-sembunyi
  3. Uang di rekening berkurang tanpa diketahui untuk apa
  4. Pulang kerja telat
  5. Banyak berbohong dan beralasan
  6. Makin memperhatikan koleksi baju dan penampilan pribadi
  7. Tagihan kartu kredit yang tak biasa atau tak jelas untuk apa
  8. Sering mempermasalahkan hal-hal remeh
  9. Menurunnya gairah seks
  10. Ada bekas lipstik, make up, atau parfum di kerah baju atau bagian lain.

Kelemahan Dari 10 Tanda Perselingkuhan

Setelah mengetahui tanda-tanda tersebut, berikut ini kelemahan dari hal klasik itu :
  • Melihat tanda tersebut tidak menjamin kebenaran pasangan Anda selingkuh
  • Tidak melihat tanda tersebut tidak menjamin pasangan Anda jujur.

Kenapa 10 Tanda Itu Tidak Membantu Anda Membuktikan Perselingkuhannya.

Mengetahui 10 tanda perselingkuhan di atas tidak akan membantu Anda mengungkap perselingkuhan pasangan Anda.

Inilah sebabnya:

Tidak menemukan sekurangnya 1 dari 10 tanda di atas tidak menjamin kalau pasangan Anda jujur.

Banyak yang tahu atau dengan mudah mengenali tanda-tanda klasik perselingkuhan – termasuk peselingkuh sendiri. Semua itu adalah tanda-tanda awal yang diupayakan untuk ditutupi oleh peselingkuh. Pasangan Anda dapat dengan mudah mempedaya Anda dan Anda tak akan pernah menemukan salah satu dari tanda-tanda di atas.

Menemukan beberapa dari 10 tanda perselingkuhan tidak berarti pasangan Anda berselingkuh.

Ada banyak alasan kenapa pasangan Anda suatu saat menunjukkan satu atau lebih tanda-tanda di atas – alasan yang tak ada hubungannya dengan perselingkuhan.

Contohnya, 5 tanda pertama dari daftar di atas bisa jadi mengindikasikan masalah obat-obatan, alkohol, atau perjudian.

Anda Rawan Keliru

10 tanda perselingkuhan dapat juga menjerumuskan Anda pada rasa aman yang keliru, atau karena Anda salah menuduh pasangan Anda.

Jika 10 tanda itu Anda jadikan pegangan apakah pasangan Anda berselingkuh atau tidak, Anda rawan melakukan kekeliruan.

Dengan kata lain, tidak ada kepastian kecurigaan Anda benar jika hanya mengandalkan 10 tanda di atas.

*) Ruth Houston adalah pakar perselingkuhan yang berkantor di New York. Ia banyak diminta media untuk memberikan komentar atas isu-isu perselingkuhan yang muncul di pemberitaan. Ia adalah penulis buku Is He Cheating on You? - 829 Telltale Signs, pendiri situs InfidelityAdvice.com dan blog Infidelity News and Views.

Sumber : examiner.com

Read More

Comments