Facebook Berperan Besar Melunturkan Kesetiaan

Kenapa orang berselingkuh? Berbagai penelitian telah dilakukan, tapi riset menunjukkan 25%-60% pria dan lebih dari 45% wanita bakal berselingkuh saat rumah tangganya bermasalah. Perselingkuhan berdampak 1 dari 3 pasangan berpisah.

Amerika yang terkenal sangat liberal pun, termasuk soal seks, ternyata masih menjunjung tinggi moral mereka. Riset tahun 1973 menunjukkan bahwa 70% orang Amerika mengatakan kalau selingkuh itu salah. Pada 2004 angkanya meningkat menjadi 82%. Tahun 2006 mereka mengatakan kalau perzinahan lebih buruk daripada poligami dan cloning manusia.

Meski demikian, jumlah wanita yang mengaku berselingkuh makin meningkat. Sebuah studi menyatakan bahwa lebih dari satu setengah wanita menikah mempunyai setidaknya kekasih gelap setelah mereka menikah di bawah usia 40 tahun.

Dewasa ini wanita punya kesempatan yang sama dengan pria dalam mencari pasangan ataupun berselingkuh. Makin banyak wanita yang bekerja, berkendara dan membawa ponsel. Dengan adanya internet dan peralatan elektronika portable seperti laptop dan ponsel membuat hubungan di dunia maya makin mudah, sehingga berpeluang terjadinya keintiman online.

Alasan lain yang jadi pemicu tingginya tingkat ketidaksetiaan adalah menjamurnya situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Jejaring sosial tersebut menyediakan sarana untuk berselingkuh yang sebelumnya tidak ada. Orang jadi mudah bertemu secara online dan membangun hubungan yang lebih jauh, bahkan hingga berlanjut ke arah seksual.

American Academy of Matrimonial Lawyers (AAML) mengatakan Facebook adalah yang paling bertanggung jawab atas 1 dari 5 perceraian yang terjadi di Amerika saat ini. Pengacara perceraian juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan 80% yang menggunakan Facebook sebagai bukti di pengadilan selama lebih dari 5 tahun ini. Facebook digunakan di 66% kasus pengadilan sebagai alasan utama untuk bukti perceraian.

Pornografi di internet kemungkinan juga berperan pada tingginya tingkat perselingkuhan. Situs porno mudah diakses dan pengaksesnya tak perlu khawatir identitasnya diketahui. Tammy Nelson, PhD., seorang pakar seks dan relationship menuturkan, ada sepasang suami istri datang ke kantornya untuk berkonsultasi. Mereka menuding pornografi adalah biang masalah di rumah tangga mereka.

Sang istri menjelaskan, “Suamiku ingin berhubungan seks seperti wanita dalam adegan di film porno. Kukatakan padanya kalau tidak semua wanita mau seperti itu.”

Sang suami tak sependapat. “Semua wanita suka kok,” katanya.

Istri tanya, “Wanita mana yang kau maksud?”

Suami menjawab, “Selama ini aku melihat semua wanita begitu. Sepertinya mereka menikmatinya. Kurasa ada yang tak beres denganmu kalau kau tak mau mencobanya. Itu normal kok.”

Bagi sejumlah pasangan, tontonan porno bisa membuka wawasan dan kesempatan untuk mengembangkan kehidupan seksual mereka, tapi di lain pihak, banyak orang yang butuh terapi mengeluh tentang situs porno yang diakses pasangan mereka. Dan bagi sebagian lainnya, pornografi bisa menjadi gerbang untuk menirunya dengan orang lain selain pasangan sahnya. (thirdage.com)

Bicara soal Facebook sebagai penyebab perselingkuhan rasanya tidak berlebihan. Setidaknya ada 3 orang yang saya kenal melakukan itu, 1 di antaranya berujung perceraian. Yang mengherankan, pasangan yang bercerai tersebut usianya bisa dikatakan sudah tidak muda lagi. Sang pria, yang kebetulan pernah bekerja di satu perusahaan yang sama dengan saya, usianya sekitar 55 tahun dan istrinya hampir 50 tahun. Sang istri berselingkuh dengan mantan pacarnya yang berawal dari Facebook! (mp2)

Foto : midgetspar.com


Related Posts
Previous
« Prev Post

Comments