Siapa yang tak tahu Afriani Susanti? Sebelum 23 Januari 2012 ia memang bukan siapa-siapa. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengenalnya. Tapi belakangan wajahnya rutin nongol di layar televisi masyarakat Indonesia sejak 5 hari terakhir ini. Mungkin ia akan terus muncul hingga persidangan atas kasus yang membelitnya digelar, bahkan berhari-hari kemudian setelah itu. Dan mungkin pada akhir tahun nanti, di program kaleidoskop.
Semua stasiun televisi mengangkat kasusnya secara khusus, tak terkecuali program infotainment yang biasanya hanya mengurusi artis-artis top ibukota atau cuma menayangkan siaran langsung prosesi pernikahan ustadz.
Meskipun vonis belum dijatuhkan, tapi wanita lajang bertubuh subur itu sudah merasakan pahitya hukuman dari masyarakat luas. Hukuman moril. Saya rasa itu sah-sah saja sebagai akibat dari kecerobohannya mengemudi dalam keadaan tidak fresh - selain karena usai begadang semalaman, ditengarai ia juga masih dalam kondisi mabuk minuman keras (miras) dan obat-obatan terlarang - sehingga membuat 9 nyawa melayang sia-sia, satu di antaranya seorang balita.
Hujatan dari berbagai penjuru harus ditelannya bulat-bulat. Permintaan maafnya pun bahkan ditolak mentah-mentah oleh keluarga korban. Ia telah membuat mereka kehilangan orang-orang yang dikasihi, dan kini keluarganya pun turut menanggung derita moril yang berkepanjangan.
Saya yakin hari-hari Afriani Susanti di balik jeruji besi dipenuhi setumpuk penyesalan. Begitu juga dengan ketiga rekannya yang semobil dengan Afriani. Tapi nasi sudah jadi bubur. Satu hal yang pasti jadi pelajaran berharga buat mereka, juga kita semua, bahwa kenikmatan semu dari miras dan narkoba tak cuma akan berujung menyakiti diri sendiri, tapi juga beresiko melukai, bahkan membunuh orang lain.
Ada satu hal yang mengganjal dalam benak saya. Kecelakaan tragis sebagai dampak dari kecerobohan pengemudi yang terpengaruh miras dan narkoba yang berakibat jatuhnya korban tak berdosa sudah kerap terjadi, tapi kenapa masih saja terjadi? Belum cukupkah itu untuk membuktikan kalau miras dan narkoba itu haram dikonsumsi karena lebih besar mudlaratnya daripada manfaatnya? (mp2)