Mobil Dari Sampah Logam

Mobil Dari Sampah Logam
Selama lebih dari 5 tahun terakhir ini Gallery of Steel Figures di Pruszków, Polandia mengundang seniman dari berbagai penjuru dunia untuk berpartisipasi dalam proyek kolaborasi yang bertujuan merubah sampah logam menjadi karya seni.

Hasilnya, sekitar 50 seniman berlomba-lomba menciptakan beraneka kreasi unik dengan material sampah logam yang ada di sekitar mereka.

Yang menakjubkan adalah penciptaan tiruan mobil-mobil berkelas dengan ukuran 1:1, seperti Mercedes 300 SL, Bugatti Veyron, Lamborghini Aventador, Maserati GranTurismo dan Ferrari 250 GTO. Karena logam adalah satu-satunya bahan baku yang dipersyaratkan, maka semua bagian nonlogam pada mobil sebenarnya, dalam replika ini dibuat dengan bahan logam juga, seperti kaca, ban, kemudi, jok, dasbor dan lain-lain.














Selain replika mobil, di galeri tersebut juga ditampilkan replika tokoh ternama, karakter kartun dan komik yang semuanya terbuat dari logam.











Foto-foto selengkapnya silakan kunjungi website resmi atau facebooknya.


Sumber: Twisted Swifter

Read More

(Jangan Baca) Berapa Lama Normalnya Durasi ‘Hohahihe’?

(Jangan Baca) Berapa Lama Normalnya Durasi ‘Hohahihe’?

Untuk urusan ranjang, yang paling didambakan oleh kaum pria adalah keperkasaan, kemampuan memuaskan pasangan dalam sebuah hubungan intim yang berkualitas. Banyak pria yang merasa kehilangan harga diri dan tertekan batinnya karena mengalami ‘edi tansil’ (ejakulasi dini tanpa hasil). Belum 1 menit penetrasi sudah ‘keluar’.

Hal ini diperparah dengan anggapan yang menyatakan, bahwa wanita suka dengan pria yang tahan lama. Faktanya, aktifitas seks yang terlalu lama justru membuat wanita tersiksa.

Jadi sebenarnya, berapa lama sih normalnya durasi berhubungan intim?

Dr. Brendan Zietsch, seorang psikolog dari University of Queensland, menulis dalam sebuah artikel yang mengulas hasil penelitian tentang durasi/ lamanya pasangan heteroseksual melakukan hubungan seks dalam satu waktu.

“Aku tahu ada banyak hal dalam seks selain memasukkan penis ke dalam vagina dan diakhiri dengan ejakulasi, tapi hal-hal tersebut tidak selalu mudah untuk dijabarkan (berciuman? saling meraba? bergumul?). Untuk memudahkan dan agar lebih spesifik, kami hanya akan fokus pada saat terjadinya ejakulasi”, tulis Dr. Brendan.

Bagaimana kita menentukan awal dan akhir dari seks? Semuanya terpusat pada penis. Dr. Brendan mengukur waktu dari penetrasi hingga ejakulasi dalam sebuah observasi yang melibatkan 500 pasangan di seluruh dunia, di mana mereka menggunakan stopwatch setiap kali melakukan ‘hohahihe’ (hubungan intim) dalam kurun waktu 4 minggu. Para relawan tersebut harus menekan tombol “start” pada saat akan melakukan penetrasi dan “stop” saat mencapai ejakulasi. Sengaja digunakan stopwatch karena dianggap alat paling tepat untuk mencatat data, dibandingkan jika hanya sekedar ditanya tanpa alat ukur yang layak, karena jawaban mereka bisa sangat bias/ melenceng. Lagi pula, sangat sulit dipastikan kebenarannya, karena pada umumnya orang tidak akan sempat memelototi jam saat ber-hohahihe.

Dari eksperimen tersebut diperoleh data lamanya hubungan seks dalam kurun waktu 4 minggu antara 33 detik sampai 44 menit. Tetapi, jika dihitung secara rata-rata, masing-masing pasangan butuh waktu 5,4 menit setiap kali berhubungan intim.

Menariknya, disunat ataupun memakai kondom tidak berpengaruh pada durasi aktifitas ranjang. Justru sebagian pria meyakini penggunaan kondom akan mengganggu kualitas ereksi mereka karena berkurangnya sensitifitas di area paling sensitif itu. Tetapi, penelitian yang dilakukan pada 2015 menemukan, bahwa pria berusia 18 sampai 24 tahun, yang menganggap kondom sebagai penghambat ereksi, ternyata menderita disfungsi ereksi, baik memakai kondom atau tidak.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa negara asal tidak menentukan durasi hubungan seks, kecuali pasangan dari Turki yang cenderung lebih singkat (3,7 menit) dibandingkan pasangan dari negara lain. Yang berpengaruh adalah usia, di mana makin tua usia pasangan, makin singkat durasi seksnya.

Lalu, durasi 5,4 menit tersebut termasuk hebat atau payah? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sejumlah terapis seks dari Amerika Serikat dan Kanada tahun 2008, seks berdurasi 1 s/d 2 menit termasuk “terlalu singkat”, 3 s/d 7 menit termasuk “cukup/ lumayan”, 7 s/d 13 tergolong “nikmat”, sedangkan jika berlangsung selama 10 s/d 30 menit termasuk “terlalu lama”.

Tampaknya bergoyang ranjang lebih dari 10 menit termasuk ideal, tetapi 'ora umum' (tidak lazim), karena nyatanya jarang ada pasangan yang mencapai waktu tersebut.

Lalu, apa sih sebetulnya yang mempengaruhi durasi hubungan seks?

Zietsch menduga durasi tempur di ranjang dipengaruhi oleh bentuk penis. Nah lo! Pada penelitian tahun 2003, dengan menggunakan vagina buatan, penis tiruan dan sperma abal-abal (terbuat dari sirup jagung), para ilmuwan menemukan, bahwa cembungan di sekitar kepala penis mampu mendulang sirup yang ada di vagina. Dengan kata lain, “genjotan” berulang-ulang yang dilakukan pria saat berhubungan intim mampu menyingkirkan sperma lain, sebelum ejakulasi terjadi. Hal ini memungkinkan sel-sel sperma memiliki kesempatan untuk mencapai sel telur agar terjadi pembuahan.

“Hal ini dapat menjelaskan kenapa pria yang terus menerus “bergoyang” pasca ejakulasi jadi merasa tak nyaman, bahkan kesakitan. Itu karena mereka mendulang sperma mereka sendiri,” tulis Ziersch sebagaimana dikutip Medical Daily.

Jadi, daripada penasaran dengan masalah durasi, lebih baik dinikmati saja kebersamaan dengan pasangan di ranjang. Tak perlu repot-repot bawa stopwatch. Cukup bawa cinta dan kasih sayang… Asalkan bisa mencapai klimaks bersama-sama, itu sudah lebih dari cukup. Bagaimana?



Read More

Kreasi Unik 34: Cut Paper

Kreasi Unik 34: Cut Paper
Satu lagi nih orang yang jahilnya nggak ketulungan. Nggak bisa lihat kertas nganggur. Bawaannya pengen motong-motong aja. Lihat nih hasil kejahilannya.
















Menyebalkan bagusnya bukan? Kok bisa-bisanya dia motong jadi berbagai macam obyek dengan hasil yang demikian halus dan detail seperti itu? Jadi penasaran seperti apa sih tampang orang jahil ini.

Maude White
Nah, ini dia nih. Namanya neng Maude White. Si eneng ini kesengsem banget sama kertas yang kuat, tapi lembut. Jari-jari lentiknya piawai memainkan pisau cutter berbagai ukuran dan jenis hingga menjadi sebuah bentuk yang mengagumkan dan penuh makna serta terkandung cerita di dalamnya.

Hasil kejahilan neng White bisa dinikmati publik, baik secara online di berbagai website, juga facebook dan instagramnya, maupun media masa cetak di seluruh dunia.

Selain itu buah karyanya juga muncul di film dokumenter berjudul The Happy Film besutan desainer grafis dan typhographer internasional, Stefan Sagmeister.

Menurut White, menggeluti bidang cut paper sangat mengasyikkan karena ia bisa bertutur sekaligus menuliskan ceritanya melalui karya seni yang dihasilkannya.

Karya White selengkapnya lihat di sini.
Read More

Jangan Remehkan "Angina Pectoris"

Jangan Remehkan "Angina Pectoris"
Belajar dari kasus Mike Mohede*)...

Hari itu, Dina (32) meminta izin pulang lebih cepat dari kantornya. Sejak pagi Dina merasa pusing dan mual.

"Aku masuk angin nih," keluhnya pada Fahmi (35), suaminya melalui telepon.

Setiba di rumah, Dina memesan bubur ayam serta teh panas untuk mengurangi rasa tak enak badan yang dideritanya. Setelah kerokan, ia mengoleskan minyak kayu putih ke seluruh badannya, sebelum beranjak tidur.

Lepas senja, Dina belum bangun juga. Fahmi yang baru saja pulang kantor bergegas menengok ke kamar. Di tempat tidur, Dina terlihat masih tertelungkup seperti sedang tidur nyenyak, tapi sebenarnya... ia sudah tak bernapas lagi! Wajahnya membiru. Tampaknya, Dina menahan rasa sakit sesaat sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

Selain panik, suaminya juga bingung. Sejauh diketahuinya, selama ini kondisi kesehatan Dina baik-baik saja. Bahkan istrinya itu tergolong wanita gesit yang memiliki segudang aktivitas setiap harinya.

Lantas, penyakit "tersembunyi" apakah yang merenggut nyawa Dina?

Menurut dr. Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, internis dan kardiolog dari RS Pusat Pertamina, yang dialami Dina adalah Angina Pectoris. Dalam bahasa yang lebih umum dikenal dengan Angin Duduk.

Gejala Angina Pectoris memang mirip masuk angin biasa, hanya sedikit lebih berat. Tak mengherankan jika penyakit ini cenderung disepelekan.

Masuk angin yang satu ini ternyata bukanlah masuk angin biasa.

"Yang biasa disebut angin duduk sesungguhnya adalah salah satu gejala penyakit jantung koroner, yang jika tidak segera ditangani penderitanya bisa langsung meninggal hanya dalam waktu 15-30 menit setelah serangan pertama", dr. Djoko mengingatkan.

Karena itu, kematian yang terjadi sama sekali bukan akibat kerokan atau pengolesan minyak angin seperti yang dilakukan Dina, melainkan karena tidak terdeteksinya kelainan pada jantung penderita. Padahal, seandainya sepulang kantor Dina langsung pergi ke rumah sakit atau ke dokter, dan bukannya malah kerokan di rumah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan sang penyakit, mungkin nyawanya masih sempat terselamatkan.

Ciri-ciri Angin Duduk

Pusing, mual dan kembung yang dialami penderita Angina Pectoris memang nyaris serupa dengan penyakit masuk angin biasa. Hanya penderita juga merasakan dada sesak, nyeri di bagian ulu hati, keluar keringat sebesar jagung, serta badan terasa dingin. Sayangnya, hal ini sering tidak disadari sebagai indikasi adanya gangguan pada jantung yang sifatnya kritis.

Menurut dr. Joko, 20% dari keluhan Angina Pectoris yang diperiksakan ke dokter atau rumah sakit ternyata terdeteksi sebagai penyakit jantung koroner akut. Penyakit ini merupakan gangguan pada jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner, sehingga darah tidak mampu mengantarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh jaringan dinding rongga jantung. Karena itu, jika tidak terdeteksi sejak awal, penderitanya bisa mengalami sudden death.

Penyakit Angina Pectoris itu sendiri berupa perasaan tidak nyaman berkepanjangan, yang terjadi lebih dari 5 menit, akibat menurunnya tekanan darah yang memompa jantung. Akibatnya, jantung membutuhkan lebih banyak oksigen. Karena jantung tidak mampu memompa dengan sempurna, maka pembuluh darah mengadakan reaksi pemulihan berupa kontraksi guna mencukupi pengisian oksigen pada pompa jantung tadi. Kontraksi itulah yang menimbulkan keringat dingin pada kulit.

Tindakan Darurat

Luangkaan waktu 2 menit untuk membaca ini:

Tiba-tiba Anda mulai merasakan sakit yg amat sangat di dada serta mulai ketarik di bagian lengan dan rahang, dan Anda tidak tahu apakah Anda mampu sampai ke RS terdekat. Bagaimana mengatasinya untuk diri Anda sendiri? Bagaimana pertolongan ketika SERANGAN JANTUNG terjadi pada diri sendiri?

Banyak kejadian serangan jantung terjadi ketika sedang sendirian, jantung tiba-tiba berdetak tidak normal mulai merasakan sakit. Anda hanya punya waktu lebih kurang 10 menit sebelum kehilangan kesadaran. Namun sebenarnya Anda bisa menolong diri sendiri dengan cara:
  • Berbatuk secara berulang-ulang dengan kencang/ sekuat mungkin seperti mau membuang dahak.
  • Tarik nafas yang dalam setiap kali sebelum batuk (menarik nafas panjang dan dalam akan menarik banyak oksigen ke paru-paru dan batuk akan menekan jantung yang membuat darah tetap tersirkulasi)
  • Lakukan terus sampai bantuan datang atau sampai detak jantung terasa normal kembali.
  • Tetap jaga kesadaran dengan cara menggaruk garuk di jari kelingking dengan ibu jari.

Sumber: Bang Kiki, Alumni FK UI bersama IDI [disarikan dari WhatsApp]

*) Mike Mohede adalah juara Indonesian Idol season 2 (2005). Penyanyi kelahiran 7 November 1983 ini meninggal pada Minggu (31/7). Jenasahnya ditemukan terbaring di tempat tidur kamarnya dengan bibir membiru.
Read More

Comments