Selingkuh? Kok Bisa?!? (Bagian 1)

Mungkin pertanyaan itu yang langsung terlontar saat mendengar kabar teman, tetangga, kerabat atau anggota keluarga seseorang mengalaminya. Memang selingkuh bukan hal baru. Sejak jaman purba mungkin sudah terjadi. Tapi kalau itu menimpa orang yang kita kenal atau dekat dengan kita, kata ‘selingkuh’ tetap saja jadi sesuatu yang tak lazim, aneh dan mengejutkan, karena biasanya kita hanya mengkonsumsinya melalui berita di TV atau koran. Biasanya kita hanya menjadi penonton di luar arena dan tiba-tiba kita berada dalam lingkaran masalah itu pastilah satu hal yang akan sulit kita terima meskipun nyata.

Selingkuh, yang dulunya disebut dengan nyeleweng atau serong, telah demikian mewabahnya dan merambah ke berbagai kalangan, dari public figure (pejabat pemerintah, artis), pengacara, pedagang, petani, ibu rumah tangga hingga ke profesi yang seharusnya menjadi panutan, seperti guru atau aparat penegak hukum, misalnya.

Bagaimana Selingkuh Terjadi?

Selingkuh memang sudah ada sejak dahulu kala, tapi seiring dengan berjalannya waktu, frekuensinya pun tampaknya kian meningkat. Boleh jadi, kemajuan teknologi sangat berperan dalam menyuburkan fenomena “miring” itu. Handphone dan internet dengan situs-situs jejaring sosialnya misalnya, diakui atau tidak, merupakan sarana pendukung terefektif terjadinya perselingkuhan.

Dan, sebagaimana beberapa kali dilontarkan oleh Mamah Dedeh dalam program acara ceramaha agama di TV, reuni adalah ajang pemicu munculnya pihak ketiga dalam sebuah hubungan percintaan. Saling tukar nomor handphone atau pin BBM dan mulai saling kontak untuk ketemuan hingga berujung pada hubungan gelap. Itulah sebabnya secara eksplisit, ustadzah beken asal Ciamis itu menyatakan kalau reuni ternyata lebih banyak mudharat (dampak negatif) daripada manfaatnya. Yang tak kalah mengejutkan, Mamah Dedeh, yang memang kerap menerima pengaduan (curhat) dari masyarakat, menyatakan, frekuensi pertemuan di sarana transportasi umum seperti KRL pun bisa menumbuhkan bibit-bibit perselingkuhan. Mamah Dedeh menyebutnya dengan cinlok, cinta lokomotif. Sebuah film hollywood berjudul Derailed yang dibintangi Clive Owen dan Jennifer Aniston secara apik menyajikan bagaimana proses terjadinya perselingkuhan hingga masalah-masalah yang kemudian timbul di antara mereka dan keluarganya.

Cinlok dalam terminologi yang lebih populer, cinta lokasi, adalah cara terkuno dalam kasus perselingkuhan, baik dalam situasi frekuensi pertemuan rutin maupun tidak. Di tempat kerja misalnya, antara karyawan dengan karyawati, antara pimpinan dengan sekretaris, antara dokter dengan pasien, antara teller dengan nasabah, antara sesama artis yang terlibat dalam pembuatan film atau sinetron maupun sekedar shooting videoklip yang durasi pertemuannya hanya sesaat.

Munculnya rasa cinta adalah faktor penentu terjadinya selingkuh, meski tak sedikit pelaku selingkuh mengaku hanya iseng ingin karena ingin merasakan sensasi baru.

Cinta adalah karunia Tuhan yang hanya diberikan kepada manusia, tapi saat cinta itu muncul tidak pada situasi yang semestinya, selingkuh itulah namanya. Dan, selingkuh, dalam banyak kasus, khususnya dalam pasangan yang telah berumah tangga, selalu diikuti dengan tidur bersama sebagai klimaks dari hubungan cinta terlarang itu. Sekali itu terjadi dan berjalan lancar, maka besar kemungkinan akan terulang dan terulang lagi. Lokasinya bisa check in di hotel atau di kediaman pelaku.

Ketika hasrat sudah menggelora, segala macam alasan dicari demi tersalurnya letupan kerinduan. Alasan klasik yang umum digunakan untuk memuluskan perselingkuhan adalah :
  • Kerja lembur
  • Dinas ke luar kota
  • Urusan bisnis
  • Ingin kongkow-kongkow dengan teman lama
  • Kumpul-kumpul dengan teman arisan

Bagaimana Mendeteksi Perselingkuhan?

Tidak ada alat pendeteksi dini yang ampuh untuk mengetahui pasangan kita berselingkuh atau tidak selain daripada kepekaan kita dalam mengamati perubahan perilakunya, antara lain :
  • Menurunnya gairah bercinta, namun ada sejumlah kasus yang menunjukkan sebaliknya. Gairahnya justru menggebu-gebu dan mulai menuntut gaya yang tak biasa Anda lakukan berdua
  • Lebih suka pergi sendirian dengan berbagai alasan seperti yang saya sebutkan di atas
  • Lebih rajin berdandan
  • Lebih rajin berolah raga, senam misalnya. Atau fitness.
  • Mematikan dering/ nada panggil handphone
  • Menelepon/ menerima telepon sembunyi-sembunyi
  • Buru-buru menghapus SMS yang masuk setelah membacanya dan mengatakan kalau itu SMS dari temannya
  • Marah bila handphonenya kita kutak-katik
  • Tidak peduli pada apapun yang kita lakukan, padahal sebelumnya ia selalu marah bila kita lakukan itu
  • Bersikap lebih manis kepada kita, namun ada juga yang berubah jadi tidak peduli seperti point di atas
  • Sering kerja lembur, tapi tak ada tambahan penerimaan di slip gajinya

Hal lain yang juga bisa dijadikan pendeteksi adalah meningkatnya pengeluaran. Hal ini bisa dipahami karena selingkuh butuh ongkos, seperti untuk beli pulsa, bensin, bayar hotel atau makan.

Seorang wanita yang pernah diselingkuhi beberapa kali oleh pasangannya, sebagaimana dilansir di situs mistyhorizon2003.hubpages.com memberikan tips agar sesekali kita memeriksa dompet dan mobil pasangan kita. Siapa tahu dia lupa membuang karcis parkir, nota pembayaran hotel atau restoran yang kita tahu belum pernah kita kunjungi. (bersambung)


Related Posts
Previous
« Prev Post

Comments