Pentol

Kuliner yang belakangan ini marak di lingkungan saya adalah pentol. Pentol sejatinya adalah bakso (meat ball), tapi dinikmati tanpa kuah. Biasanya dicolek/ dicocol langsung ke saos, baik saos tomat, sambal, kecap maupun kacang. Makannya bisa langsung di tempat atau dibungkus dalam plastik dengan menggunakan tusuk bambu.

Penjual pentol banyak dijumpai di pinggir-pinggir jalan atau di keramaian/ tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, seperti bazaar, pasar kaget atau kalau di sekitar saya, saat Car Free Day setiap hari Minggu pagi di sekitar jalan Raya Darmo dan Taman Bungkul.

Enaknya jajan pentol adalah kita bisa beli satu biji saja untuk mencoba enak atau tidaknya. Dinikmatinya juga bisa sambil jalan-jalan. Dalam hal enak tidaknya pentol saya nilai dari bahannya. Pentol yang hanya berasa kanji saja saya anggap tidak enak karena terlalu kenyal/ alot. Rasa dagingnya biasanya hanya dibuat dengan kaldu. Kalau tidak enak, kita bayar satu biji yang telah kita makan dan kita bisa beralih ke penjual lainnya, sampai ketemu yang benar-benar terasa dagingnya.

Pentol ada yang ditambahkan telur puyuh di dalamnya, ada juga yang reguler tanpa isi apa-apa. Ukurannya pun bervariasi sesuai harganya. Untuk yang berisi telur puyuh biasanya berukuran agak besar dan harganya Rp. 1.000,- per biji. Yang lebih kecil dari itu, tanpa telur puyuh, biasanya dijual dengan harga Rp. 500,- per biji. Ada juga yang berukuran mini, kira-kira sebesar kelereng, seharga Rp. 100,- per biji.

Pentol yang sudah pernah saya rasakan enak karena dagingnya terasa di lidah ada di pasar kaget Masjid Al-Falah Surabaya setiap hari Jumat. Kita harus berdesakan untuk bisa mendapatkan pentol dan mencocolnya ke saos. Di sini harganya rata-rata Rp. 500,- per biji. Selain itu, yang menurut saya enak ada di Samsat Ketintang (dekat tempat pencetakan plat nomor kendaraan) seharga Rp. 1.000,- biji tanpa telur puyuh, di pojok Jalan Juwono – Raya Darmo saat Car Free Day (hari Minggu) dengan harga Rp. 500,- juga per biji dan di depan ruko dekat Samsat Manyar Kertoarjo seharga Rp. 1.000,- per biji dengan telur puyuh di dalamnya. (mp2)



Related Posts
Previous
« Prev Post

Comments