Stress Berdampak Pada Sistem Kekebalan Tubuh dan Memicu Penyakit

Sejumlah pengujian menunjukkan, sistem kekebalan tubuh dari mereka yang stress kurang sensitif terhadap cortisol.

Sebagaimana kita ketahui, stress dapat membuat perasaan kita down. Sekarang para ilmuwan menemukan jawaban penyebabnya.

Sebuah studi menunjukkan, stress yang berlangsung lama menjadi masalah pada sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kemungkinan terserang flu.

Proses yang sama juga dapat menjelaskan peran peristiwa-peristiwa traumatik dalam meningkatkan kemungkinan terserang penyakit mulai dari jantung sampai depresi.

Ilmuwan di AS menanyai 176 pria dan wanita perihal pengalaman pahit yang mereka alami selama 12 bulan terakhir.

Kemudian beberapa tetes virus flu dimasukkan ke dalam hidung mereka dan ilmuwan memeriksa apakah virus tersebut bekerja. Orang-orang yang sedang stress beresiko dua kali lebih besar menderita flu.

Yang penting, pengujian menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh mereka menjadi kurang sensitif terhadap cortisol, hormon stress penghambat sistem kekebalan tubuh.

Hal ini membuat satu bagian reaksi kekebalan tubuh yang disebut dengan respon peradangan jadi berkembang menuju gejala flu, sebagaimana dilaporkan oleh jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Percobaan kedua menunjukkan bahwa respon peradangan menguatkan stress.

Peradangan, yang ditunjukkan dalam bentuk kemerahan, gatal-gatal, pembengkakan dan nyeri, muncul saat sistem kekebalan tubuh menandai adanya infeksi dan merupakan langkah pertama yang vital dalam menangkal penyakit.

Namun, jika kondisi itu berlanjut, bukan hanya meningkatkan resiko flu, tapi juga penyakit lain.

Peneliti Professor Sheldon Cohen dari Carnegie Mellon University di Pennsylvania mengatakan: ‘Kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengatur peradangan memprediksi siapa yang akan terserang flu, tapi yang lebih penting lagi, menjawab teka-teki bagaimana stress dapat meningkatkan penyakit'.

‘Saat mengalami stress, sel-sel sistem kekebalan tubuh tidak mampu merespon pengendalian hormonal, dan secara konsekuen, menghasilkan tingkat peradangan yang meningkatkan penyakit’.

‘Karena peradangan berperan dalam berbagai penyakit, seperti kelainan kardiovaskuler, asma, dan autoimmune, model ini menyimpulkan dampak stress’.

‘Hal ini penting diketahui untuk mengidentifikasi penyakit apa yang mungkin dipengaruhi oleh stress dan untuk mencegah penyakit yang timbul dari penderita stress kronis’.

Ada banyak penyebab dari stress yang membuat kita sakit.

Salah satunya, para peneliti di London School of Economics telah memperingatkan bahwa meningkatnya ketergantungan pada lemak, makanan cepat saji sarat garam, dan teknologi hemat waktu, ditambah dengan bekerja berlebihan, akan membuat tekanan darah melonjak.

Sepertiga orang dewasa di Inggris telah mengalami kondisi dua kali lipat beresiko kematian akibat serangan jantung atau stroke.

Penelitian juga mengaitkan antara stress, kegalauan dan rasa percaya diri rendah pada wanita hamil dengan peningkatan resiko kematian janin dan terhambatnya kecerdasan anak.

Anak-anak yang dilahirkan dari penderita stress cenderung hiperaktif, emosional bermasalah dan suka membantah, serta beresiko menderita stress juga.

Sumber : dailymail.co.uk


Related Posts
Previous
« Prev Post

Comments