Ada sebuah riset yang menyatakan, jika ibu yang tengah mengandung/ hamil sering mendengarkan musik klasik, maka bayinya kelak akan mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata.
Tapi percayakah Anda, lirik lagu tertentu yang dinikmati secara rutin dan dalam jangka panjang bisa berpengaruh pada perilaku dan bahkan jalan hidup/ nasib kita? Memang belum pernah ada penelitian tentang mitos ini, tapi sejumlah orang meyakini benar karena pernah mengalaminya.
Menurut penuturan Andi, 22 tahun (bukan nama sebenarnya), ia sangat gemar pada lagu-lagu melankolis, meski tidak bisa disebut cengeng. Mahasiswa Teknik semester terakhir di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya ini mengaku, lirik lagu yang mengeksploitasi kesedihan, seperti misalnya patah hati, cinta yang bertepuk sebelah tangan, kehilangan pasangan, dan sejenisnya, sangat ia sukai, apapun jenis/ aliran musiknya (semisal pop atau rock) bahasa yang dilantunkan (Indonesia atau Inggris), maupun penyanyinya (lokal atau internasional). Andi meyakini, gara-gara itulah perjalanan cintanya tak pernah mulus. Tiga kali menjalin hubungan, tiga kali pula kandas dan semuanya karena sang pujaan hati meninggalkannya, dua karena berpaling ke lain hati, satu karena meninggal.
Hal senada juga diungkapkan Siska, 40 tahun (bukan nama sebenarnya). Lagu favoritnya pun bernuansa melankolis seperti Andi, dan ternyata senasib pula sebagaimana Andi. Saat pacaran ia pernah patah hati karena kekasihnya menghamili gadis lain dan terakhir, ia harus berpisah dengan sang suami yang dipergokinya mempunyai WIL (wanita idaman lain), padahal mereka telah berkeluarga selama 15 tahun dan dikaruniai 3 anak.
Lain Andi dan Siska, lain pula Herman, 47 tahun (bukan nama sebenarnya). Saat remajanya pria beranak 2 ini sangat getol pada musik rock dan pop rock, terutama group-group band papan atas saat itu. Sebut saja Black Sabbath, Genesis, Iron Maiden, Marillion, Megadeth, dan lain-lain, ia pernah mengkoleksi kaset-kasetnya. Saat itulah ia mulai berkenalan dengan narkoba, walaupun dalam kesehariannya tak nampak sedikitpun kalau ia seorang pecandu. Kegemarannya terhadap barang haram itu makin menjadi saat ia menjadi mahasiswa di sebuah kota pegunungan di Jawa Timur. Tapi apa betul itu karena pengaruh lirik-lirik lagu yang digemarinya? Saat ditanya begitu, Herman tak menjawab dengan pasti. “Yang jelas, pergaulan dengan sesama penggila musik rock yang banyak bersentuhan dengan barang haram itu membuat aku mau tak mau ikut-ikutan juga,” kata Herman.
Iseng-iseng saya menanyai juga salah seorang sahabat saya yang berprofesi sebagai dokter. Sebut saja namanya Dedi. “Saya sukanya sembarang lagu, asalkan yang rancak-rancak. Bernada gembira lah pokoknya,” jawabnya lugas. Bagaimana dengan jalan hidupnya? Di samping sukses sebagai seorang dokter, ia juga kebanjiran order sebagai penceramah dan motivator karena kepiawaiannya dalam berkomunikasi. Ia seorang yang sangat enerjik, cekatan dan punya jiwa sosial tinggi.
Fakta apa yang secara konkrit bisa mendukung pembenaran atas mitos tersebut?
Pasha Ungu (foto : kapanlagi.com) |
Ingatkah Anda saat Pasha Ungu digugat cerai oleh istrinya? Dalam sebuah infotainment, Ayah Pasha secara eksplisit menyatakan kalau terjadinya prahara rumah tangga anaknya dipengaruhi oleh salah satu lagu ciptaan Ungu yang berjudul “Kekasih Gelap”. “Dia juga sih bikin lagu seperti itu. Makanya terjadi ini,” cetus ayah Pasha bernada menyalahkan sang anak.
Di lain pihak, Ariel sang vokalis group band Peter Pan kesandung masalah video porno dan harus mendekap di bui selama 3,5 tahun. Konon ini terjadi akibat pengaruh salah satu lagunya yang berjudul “Tak Ada yang Abadi”!
Apakah yang dialami Andi, Siska, Herman, Dedi, juga Pasha dan Ariel merupakan efek tak kasat mata dari lirik lagu? Apakah ini ada hubungannya dengan teori “Positive Thinking” yang mengajak kita untuk selalu berpikir positif agar aura kita selalu memancarkan energi positif yang pada gilirannya akan membuat perilaku kita juga positif? Ataukah semacam “intuisi” yang muncul di luar kesadaran dan mempengaruhi perilaku mereka hingga mengalami seperti itu? Entahlah.
Satu hal yang harus kita yakini benar adanya adalah bahwa jalan hidup kita telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. (mp2)
Dari berbagai narasumber