VIVAnews - Osteoporosis memengaruhi lebih banyak wanita dibandingkan pria di seluruh dunia. Terutama mereka yang sudah mengalami menopause.
Sebuah studi menyebut bahwa wanita kehilangan kepadatan tulang hingga 10 persen selama lima tahun pertama setelah menopause, seperti dikutip dari Times of India.
Lalu, adakah hubungan antara menopause dan osteoporosis pada wanita? Dr. Raju Waisya, ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Apollo, New Delhi, membantu kita memahami bagaimana menopause mempengaruhi osteoporosis pada wanita.
Menopause adalah berakhirnya masa subur seorang wanita, yang ditandai dengan berhentinya menstruasi secara permanen. Melemahnya produksi estrogen ini biasanya terjadi pada wanita di usia pertengahan, 40-an atau awal 50-an tahun.
Sedangkan osteoporosis yang dimaknai sebagai tulang keropos merupakan gangguan tulang yang mengarah ke risiko fraktur atau patah. Kondisi ini ditandai dengan berkurangnya kepadatan mineral tulang yang dapat memicu keretakan akibat trauma sepele. Pengeroposan tulang ini biasanya terjadi tanpa tanda-tanda mencolok sebelumnya.
Menurut Waisya, berkurangnya estrogen akibat menopause memiliki hubungan erat dengan pengembangan osteoporosis. Sebab, hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur merupakan pelindung sekaligus pengontrol regenerasi sel tulang bagi wanita.
Demi memperlambat risiko osteoporosis, Waisya mengingatkan pentingnya menjalani gaya hidup sehat. Ini mulai dari berhenti merokok, mengurangi asupan alkohol, berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang, terutama yang mengandung kalsium dan vitamin D. (Pipiet Tri Noorastuti/kd)
Sumber : VIVAnews