“Sulit mencari orang tua yang tidak meyakini itu, kata Vreeman. “Mitos itu tertanam kuat di benak mereka.”
Dalam sebuah studi khusus, di antara studi lain yang menemukan efek nihil gula pada kerusuhan, anak-anak diberi Kool-Aid yang diberi pemanis aspartame, sebuah senyawa yang tidak mengandung gula. Sebagian orang tua diberi tahu kalau Kool-Aid tersebut mengandung gula, dan sebagian lain diberi tahu yang sebenarnya.
Sebagian besar orang tua yang mengira kalau anak-anak mereka di bawah pengaruh gula melaporkan perilaku anak-anak mereka tak terkendali dan overaktif. Tapi sensor di pergelangan anak-anak tersebut, yang berfungsi mengukur tingkat aktifitas mereka, menunjukkan sebaliknya: Justru anak-anak tersebut tidak banyak bertingkah.
Studi tersebut dipublikasikan di Journal of Abnormal Child Psychology tahun 1994.
Biasanya gula diberikan saat aturan diperlonggar, di mana banyak anak-anak lain di situ, seperti pesta ulang tahun atau saat liburan, kata Carroll. Faktor-faktor inilah yang mungkin melatarbelakangi bertahannya mitos yang telah membudaya itu, katanya.
Baca juga mitos seputar kesehatan lain :
- Vaksin Dapat Menyebabkan Flu (dan Autisme)
- Suplemen Selalu Menyehatkan
- Udara Dingin Dapat Menyebabkan Sakit
- Kita Hanya Menggunakan 10% Otak Kita
Sumber : myhealthnewsdaily.com