Meskipun tubuh bisa bereaksi terhadap suntikan berupa demam ringan, tapi rumor yang mengatakan bahwa suntika flu akan menyebabkan flu adalah “sama sekali salah,” kata Dr. Rachel Vreeman, penulis pembantu untuk buku “Don't Swallow Your Gum! Myths, Half-Truths, and Outright Lies about Your Body and Health” (St. Martin's Griffin, 2009). Suntikan flu memang mengandung virus flu, tapi virus mati.
“Virus mati tidak dapat dibangkitkan kembali untuk memicu flu,” kata Vreeman. Begitu juga dengan vaksinasi penyebab autisme, mitos ini muncul sejak 1998 melalui sebuah artikel pada jurnal The Lancet. Dalam penelitian, orang tua dari 8 anak penderita autis mengatakan, bahwa mereka yakin autisme pada anak mereka timbul setelah mendapat vaksinasi campak, gondok, dan rubela.
Korelasi tersebut dengan cepat menimbulkan kebingungan hingga akhirnya menjadi rumor yang beredar luas meskipun sejumlah penelitian – seperti penelitian yang dirilis New England Journal of Medicine atas 530.000 anak-anak pada tahun 2002 – tidak menemukan adanya korelasi antara vaksinasi dengan meningkatnya resiko menjadi autis.
Sayangnya, kata Vreeman, yang juga melakukan riset pediatrik, mitos itu tetap bertahan dan telah menghabiskan banyak uang hanya untuk mencari bukti-bukti baru yang menunjukkan bahwa vaksinasi menjadi biang autisme, walaupun sebenarnya itu tetap saja salah.
Sumber : myhealthnewsdaily.com