Para motivator dan penasehat spiritual telah mempromosikan ini sejak awal 1907, sebagai cara untuk mendorong orang meningkatkan kapasitasnya yang terpendam, ujar Vreeman dan penulis pembantu Aaron Carroll, keduanya dari Indiana University School of Medicine.
Faktanya, tak seorangpun dari mereka yang mendasarkan pernyataan itu dari sisi sains. Jika di lihat melalui pemindai otak, kemudian mengukur aktifitasnya pada waktu tertentu, maka jelaslah kalau mitos itu tak berdasar. “Anda tak secuilpun akan melihat bagian yang tak aktif di otak,”kata Vreeman.
Lalu kenapa gagasan kalau kita hanya menggunakan 10% otak kita bisa bertahan dan populer demikian lama? “Kurasa kita menyukainya,” kata Vreeman. “Kita masih ingin terus beranggapan kalau kita belum mencapai potensi penuh.”
Baca juga mitos seputar kesehatan lain :
- Vaksin Dapat Menyebabkan Flu (dan Autisme)
- Suplemen Selalu Menyehatkan
- Udara Dingin Dapat Menyebabkan Sakit
Sumber : myhealthnewsdaily.com