Dalam hal sepeda motor, sejak dulu saya adalah penyuka produk Honda. Menurut pendapat pribadi saya, Honda, dalam mendesain produknya selalu tampak elegan.
Begitu pun saat Honda meluncurkan Vario 125, saya langsung kepincut, tapi baru terwujud untuk memilikinya tahun 2013. Yang saya pilih adalah type Techno warna hitam. Sayangnya, belum sampai hitungan 3 bulan saya mengendarainya, mulai timbul rasa kecewa. Setiap kali baru dihidupkan dan dijalankan, mesinnya selalu brebet. Makin digas, tenaganya makin krodit alias drop. Jelas ini bikin kesal. Memang setelah di-tune up brebetnya hilang, tapi hanya sebentar, lalu kumat lagi.
Tadinya saya pikir, saya lagi apes dapat produk cacat. Tapi setelah browsang-browsing di Google, ternyata brebet adalah penyakit khasnya Vario.
Di awal saya pakai Pertamax sesuai dengan anjuran pihak dealer. Tapi begitu mulai timbul gejala brebet, saya mulai coba-coba pakai Premium, karena toh pakai Pertamax atau Premium penyakitnya sama saja. Sejak muncul Pertalite, saya beralih pakai Pertalite, dan masih brebet. Hebat bukan?
Biasanya, untuk mengeliminir brebet saya atasi dengan menghidupkan mesin Vario selama 5 menit secara stasioner. Dengan cara begitu brebetnya dijamin hilang. Tapi kalau stasionernya di sembarang tempat malah motornya yang hilang. Dampaknya jelas, buang-buang bensin.
Saking kesalnya, saya sampai berniat menjual Vario hitam saya. Tentunya menunggu sampai cicilannya lunas dulu, hehehe…
Ternyata oh ternyata, nasib menentukan lain. Begitu angsuran terbayar lunas yang dibuktikan dengan diserahkannya BPKB sepeda motor kepada saya, secara tak sengaja saya menemukan solusinya. Ceritanya, saya lagi terburu-buru dan tak ada waktu untuk memanaskan motor selama 5 menit. Hasilnya? Motor jadi brebet, itu sudah pasti. Nah, karena kesal, saya sentak-sentakkan tuas gas motor (seperti hendak mem-blayer, tapi hanya sedikit tarikan di tuas gas lalu di lepas) beberapa kali. Tentunya saat kondisi jalan di depan sedang sepi. Di sini saya merasakan perbedaannya. Brebet langsung hilang dan saya bisa meluncur dengan nyaman.
Keesokan harinya, dan sampai sekarang, saya lakukan hal itu tiap kali mesin mulai menunjukkan tanda-tanda brebet, dan hasilnya sungguh tokcer. Justru, saya merasakan intensitas gejala brebet makin berkurang. Kadang memang masih muncul, tapi tidak semenjengkelkan di awal-awal dulu.
Niat untuk menjual Vario pun saya batalkan. (mp2)
Catatan:
Foto di atas bukan motor saya, tapi hasil nyomot dari Google. Maklum, motor saya nggak suka selfie.
Read More
Begitu pun saat Honda meluncurkan Vario 125, saya langsung kepincut, tapi baru terwujud untuk memilikinya tahun 2013. Yang saya pilih adalah type Techno warna hitam. Sayangnya, belum sampai hitungan 3 bulan saya mengendarainya, mulai timbul rasa kecewa. Setiap kali baru dihidupkan dan dijalankan, mesinnya selalu brebet. Makin digas, tenaganya makin krodit alias drop. Jelas ini bikin kesal. Memang setelah di-tune up brebetnya hilang, tapi hanya sebentar, lalu kumat lagi.
Tadinya saya pikir, saya lagi apes dapat produk cacat. Tapi setelah browsang-browsing di Google, ternyata brebet adalah penyakit khasnya Vario.
Di awal saya pakai Pertamax sesuai dengan anjuran pihak dealer. Tapi begitu mulai timbul gejala brebet, saya mulai coba-coba pakai Premium, karena toh pakai Pertamax atau Premium penyakitnya sama saja. Sejak muncul Pertalite, saya beralih pakai Pertalite, dan masih brebet. Hebat bukan?
Biasanya, untuk mengeliminir brebet saya atasi dengan menghidupkan mesin Vario selama 5 menit secara stasioner. Dengan cara begitu brebetnya dijamin hilang. Tapi kalau stasionernya di sembarang tempat malah motornya yang hilang. Dampaknya jelas, buang-buang bensin.
Saking kesalnya, saya sampai berniat menjual Vario hitam saya. Tentunya menunggu sampai cicilannya lunas dulu, hehehe…
Ternyata oh ternyata, nasib menentukan lain. Begitu angsuran terbayar lunas yang dibuktikan dengan diserahkannya BPKB sepeda motor kepada saya, secara tak sengaja saya menemukan solusinya. Ceritanya, saya lagi terburu-buru dan tak ada waktu untuk memanaskan motor selama 5 menit. Hasilnya? Motor jadi brebet, itu sudah pasti. Nah, karena kesal, saya sentak-sentakkan tuas gas motor (seperti hendak mem-blayer, tapi hanya sedikit tarikan di tuas gas lalu di lepas) beberapa kali. Tentunya saat kondisi jalan di depan sedang sepi. Di sini saya merasakan perbedaannya. Brebet langsung hilang dan saya bisa meluncur dengan nyaman.
Keesokan harinya, dan sampai sekarang, saya lakukan hal itu tiap kali mesin mulai menunjukkan tanda-tanda brebet, dan hasilnya sungguh tokcer. Justru, saya merasakan intensitas gejala brebet makin berkurang. Kadang memang masih muncul, tapi tidak semenjengkelkan di awal-awal dulu.
Niat untuk menjual Vario pun saya batalkan. (mp2)
Catatan:
Foto di atas bukan motor saya, tapi hasil nyomot dari Google. Maklum, motor saya nggak suka selfie.