Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana seseorang berbohong akan menjadi cepat tua. Pertanyaan ini bisa kita jawab dengan logika ilmiah.
Berbohong adalah sebuah aktivitas psikologis yang bersifat menekan atau merepres atau menyembunyikan sesuatu. Berbohong adalah sebuah perilaku maldaptif yang menimbulkan rasa ketidakpuasaan secara psikologis. Pada dasarnya, dalam kondisi normal, tidak ada orang mau yang mau melakukan sebuah kebohongan. Kebohongan terjadi karena merasa ada ancaman dari luar, jika dia mengatakan apa yang sesungguhnya.
Perilaku maldaptif dan perasaan ketidaknyamanan secara psikologis karena berbohong, akan mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh kita. Dia akan mempengaruhi kondisi fisik secara langsung. Kita tahu bahwa, segala aktivitas psikologis kita (emosi, cemas, cinta, tertekan dan lain lain) diatur oleh sistem syaraf berupa neurotransmitter dengan kadar tertentu, sehingga perasaan-perasaan diatas bisa kita rasakan. Misalnya, kadar neurotransmitter dopamine yang tinggi akan menambah rasa cinta dan rasa aman.
Bagaimana dengan orang yang berbohong? Dengan adanya tekanan psikologis karena merasa bersalah atau merasa was-was akan terjadi sesuatu, tubuh kita akan mendefenisikannya, dalam hal ini sistem neurotransmitter. Sistem syaraf akan melepaskan neurotransmitter yang sesuai dengan perasaan tadi.
Sistem syarat yang bekerja pada saat berbohong sama dengan sistem syaraf kita pada saat marah. Tetapi, kondisi sistem syarat kita pada saat marah akan lebih stabil dengan mengeluarkan secara teratur neurotransmitter yang mengatur perasaan marah (marah yang ekspresif).
Berbeda dengan orang yang suka berbohong, neurotransmitter yang dilepaskan kemungkinan akan saling bertolak belakang, dan aktivitasnya tidak teratur. Sehingga bisa di rasakan, mengapa orang yang berbohong, kadang merasa aman, kadang merasa terancam. Ini karena ketidak teraturan pengeluaran neurotransmitter.
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa marah akan menyebabkan cepat tua, mungkin berbohong akan lebih cepat lagi. Jika orang sedang marah, ekspresi tuanya kita bisa lihat dalam tampilan yang sesungguhnya, tetapi orang yang berbohong, tidak bisa diprediksi bagaimana tampilan wajah yang sesungguhnya, yang jelas dia tergorogoti tekanan psikologis dari dalam dan dia akan muncul lebih para dari ekspresi marah.
Melakukan kebohongan sangat berbanding terbalik dengan kejujuran. Bohong adalah sifat tidak mau menerima, melawan, atau menyembunyikan. Dia identik dengan murung, judes, diam, dan lain-lain. Sedangkan kejujuran lebih pada sikap yang adaptif, menerima apa adanya, merasa enjoy menjalani hidup, dan dia identik dengan senyuman, keramahan, dan persahabatan.
Sumber : psychologymania.com
Read More
Berbohong adalah sebuah aktivitas psikologis yang bersifat menekan atau merepres atau menyembunyikan sesuatu. Berbohong adalah sebuah perilaku maldaptif yang menimbulkan rasa ketidakpuasaan secara psikologis. Pada dasarnya, dalam kondisi normal, tidak ada orang mau yang mau melakukan sebuah kebohongan. Kebohongan terjadi karena merasa ada ancaman dari luar, jika dia mengatakan apa yang sesungguhnya.
Perilaku maldaptif dan perasaan ketidaknyamanan secara psikologis karena berbohong, akan mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh kita. Dia akan mempengaruhi kondisi fisik secara langsung. Kita tahu bahwa, segala aktivitas psikologis kita (emosi, cemas, cinta, tertekan dan lain lain) diatur oleh sistem syaraf berupa neurotransmitter dengan kadar tertentu, sehingga perasaan-perasaan diatas bisa kita rasakan. Misalnya, kadar neurotransmitter dopamine yang tinggi akan menambah rasa cinta dan rasa aman.
Bagaimana dengan orang yang berbohong? Dengan adanya tekanan psikologis karena merasa bersalah atau merasa was-was akan terjadi sesuatu, tubuh kita akan mendefenisikannya, dalam hal ini sistem neurotransmitter. Sistem syaraf akan melepaskan neurotransmitter yang sesuai dengan perasaan tadi.
Sistem syarat yang bekerja pada saat berbohong sama dengan sistem syaraf kita pada saat marah. Tetapi, kondisi sistem syarat kita pada saat marah akan lebih stabil dengan mengeluarkan secara teratur neurotransmitter yang mengatur perasaan marah (marah yang ekspresif).
Berbeda dengan orang yang suka berbohong, neurotransmitter yang dilepaskan kemungkinan akan saling bertolak belakang, dan aktivitasnya tidak teratur. Sehingga bisa di rasakan, mengapa orang yang berbohong, kadang merasa aman, kadang merasa terancam. Ini karena ketidak teraturan pengeluaran neurotransmitter.
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa marah akan menyebabkan cepat tua, mungkin berbohong akan lebih cepat lagi. Jika orang sedang marah, ekspresi tuanya kita bisa lihat dalam tampilan yang sesungguhnya, tetapi orang yang berbohong, tidak bisa diprediksi bagaimana tampilan wajah yang sesungguhnya, yang jelas dia tergorogoti tekanan psikologis dari dalam dan dia akan muncul lebih para dari ekspresi marah.
Melakukan kebohongan sangat berbanding terbalik dengan kejujuran. Bohong adalah sifat tidak mau menerima, melawan, atau menyembunyikan. Dia identik dengan murung, judes, diam, dan lain-lain. Sedangkan kejujuran lebih pada sikap yang adaptif, menerima apa adanya, merasa enjoy menjalani hidup, dan dia identik dengan senyuman, keramahan, dan persahabatan.
Sumber : psychologymania.com