detikInet - Banyak orang gemar memposting foto diri di Facebook. Fenomena ini menarik perhatian peneliti yang lantas menyimpulkan bahwa kebanyakan kaum hawa, terutama yang mendasarkan harga diri dalam penampilan fisik, cenderung memposting lebih banyak foto di situs jejaring sosial.
Menurut studi ini, para wanita mengenal citra diri dan penampilan mereka dengan lebih kuat. Mereka pun menggunakan Facebook sebagai media berkompetisi untuk menarik perhatian, terutama perhatian lawan jenisnya.
Studi tersebut dilakukan akademisi di University at Buffalo, Amerika Serikat. Mereka melibatkan 311 partisipan dengan umur rata-rata 23,3 tahun. Subyek penelitian misalnya jumlah foto yang disharing dan jumlah teman yang dimiliki.
Michael A. Stefanone selaku pemimpin riset menyimpulkan bahwa wanita yang terobsesi dengan penampilan, memiliki intensitas lebih besar untuk memposting lebih banyak foto di Facebook. Namun tak demikian bagi para wanita yang harga dirinya berada di bidang lain.
"Partisipan yang harga dirinya misalnya berasal dari kompetensi akademis, atau berbasis cinta dan dukungan dari keluarga menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mencari perhatian online," ucap Stefanone, dikutip detikINET dari Sify, Kamis (10/3/2011).
Riset berbau ilmu psikologi tersebut telah dipublikasikan di jurnal Cyberpsychology. Setuju dengan kesimpulannya?
Sumber : detikinet.com (fyk/rns)
Menurut studi ini, para wanita mengenal citra diri dan penampilan mereka dengan lebih kuat. Mereka pun menggunakan Facebook sebagai media berkompetisi untuk menarik perhatian, terutama perhatian lawan jenisnya.
Studi tersebut dilakukan akademisi di University at Buffalo, Amerika Serikat. Mereka melibatkan 311 partisipan dengan umur rata-rata 23,3 tahun. Subyek penelitian misalnya jumlah foto yang disharing dan jumlah teman yang dimiliki.
Michael A. Stefanone selaku pemimpin riset menyimpulkan bahwa wanita yang terobsesi dengan penampilan, memiliki intensitas lebih besar untuk memposting lebih banyak foto di Facebook. Namun tak demikian bagi para wanita yang harga dirinya berada di bidang lain.
"Partisipan yang harga dirinya misalnya berasal dari kompetensi akademis, atau berbasis cinta dan dukungan dari keluarga menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mencari perhatian online," ucap Stefanone, dikutip detikINET dari Sify, Kamis (10/3/2011).
Riset berbau ilmu psikologi tersebut telah dipublikasikan di jurnal Cyberpsychology. Setuju dengan kesimpulannya?
Sumber : detikinet.com (fyk/rns)