Jahe Efektif Bunuh Sel Kanker
Meskipun berbagai penelitian telah dilakukan selama beberapa puluh tahun terakhir, tetapi penyakit kanker tetap menduduki peringkat ke empat penyebab kematian di seluruh dunia. Tak kurang dari 7,6 juta nyawa terenggut oleh kanker. Saat ini sudah ada lebih banyak pilihan terapi penyembuhan kanker, tapi kebanyakan masih berkutat sekitar terapi radiasi, kemoterapi atau operasi dengan efek samping yang paling umum seperti mual, muntah dan rasa panas.
Belakangan muncul kabar menggembirakan, di mana para peneliti mulai melirik bahan-bahan alami sebagai alternatif penyembuhan kanker. Penelitian terbaru di India yang melakukan percobaan dampak positif ramuan jahe terhadap sel induk kanker payudara menemukan, bahwa jahe bisa jadi merupakan senjata yang mampu membunuh kanker tanpa merusak jaringan yang sehat.
Penelitian terkini tersebut didanai oleh institusi ilmuwan wanita binaan pemerintah India, di mana para peneliti mengamati 6-shogal, turunan senyawa jahe yang terdapat di jahe kering. Senyawa ini sebelumnya telah diteliti untuk kanker yang lain, dan para ilmuwan ingin mengetahui lebih jauh apakah jahe juga efektif untuk melawan sel induk kanker payudara yang berperan penting dalam pertumbuhan penyakit ini.
Dalam penelitian ini, sel kanker yang ditumbuhkan di lab dipapar dengan ekstrak 6-shogal. Sebagai perbandingan, sel induk yang juga dipapar dengan derivatif curcumin (kandungan aktif yang terdapat dalam kunyit) dan Taxol, obat kemoterapi yang lazim digunakan dalam penyembuhan kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari ketiga senyawa tersebut, 6-shogal adalah yang paling efektif menghambat pertumbuhan kanker dan menyebabkan matinya sel-sel kanker (yang disebut dengan apotosis).
Para ilmuwan juga mencatat, bahwa selain paling efektif melawan sel kanker, senyawa 6-shogal juga paling kecil menimbulkan kerusakan di sekitar jaringan yang sehat. Hal ini jelas menjadi keunggulan dibandingkan metode tradisional kemoterapi yang beresiko merusak sel-sel yang tidak terserang kanker, di mana hal ini akan berdampak buruk pada kualitas hidup mantan penderita kanker.
Hasil penelitian di atas memang bukanlah yang pertama yang memanfaatkan kandungan jahe untuk melawan kanser. Sebelumnya juga telah diadakan riset di mana 6-shogal terbukti efektif melawan pertumbuhan sel kanker perut dan meningkatkan peluang terbunuhnya sel kanker di usus. Jahe juga digunakan bersama-sama dengan kemoterapi, di samping untuk membunuh sel kanker, juga mengurangi intensitas rasa mual dan muntah sebagai efek samping dari kemo.
Mereka-mereka yang telah didiagnosis menderita kanker disarankan untuk mulai mempertimbangkan jahe dalam asupan mereka dan, jika perlu, berkonsultasi dengan pakar herbal mengenai kemungkinan diperlukannya suplemen jahe. Tentunya, sebelum menggunakan jahe harus berkonsultasi dulu dengan dokter yang menangani.
Sumber: Lifehack